Perkembangan teknologi yang kian pesat sedikit banyak mengubah pola gaya hidup masyarakat. Kehidupan yang serba cepat dan dinamis tak jarang membuat kaum urban tak memiliki banyak waktu untuk berolahraga. Padahal, kesehatan tubuh penting untuk dijaga. Peluang ini yang kemudian diambil 20FIT. Melalui pemanfaatan teknologi terkini, 20FIT memungkinkan individu membakar kalori yang umumnya terbakar dalam 3-4 jam berolahraga hanya dalam waktu 20 menit. Seperti apa cara 20FIT melakukan hal ini?
Menghadirkan teknologi Electro Muscle Stimulation (EMS) bersama peralatan Miha Bodytec, 20FIT menawarkan kaum urban cara berolahraga dengan waktu yang efisien namun hasil yang efektif.
“Otot-otot yang tidur atau sudah lama tidak diaktifkan dapat diaktifkan kembali melalui teknologi ini. Alat ini pun banyak digunakan bagi mereka yang terkena penyakit stroke. Dengan waktu yang relatif singkat (20 menit), alat ini mampu membakar kalori dengan jumlah yang sama pada saat berolahraga selama 3-4 jam,” jelas CEO & CO-Founder 20FIT Jeff Budiman di gelaran Jakarta Marketing Week, Minggu (06/05/2018).
Mengambil positioning sebagai solusi berolahraga yang singkat dan efisien dengan membakar kalori, 20FIT telah menjelajahi dunia digital dalam hal pemasaran.
“Kami mulai dengan membangun brand awareness melalui pemasaran di Instagram dengan menggandeng sejumlah influencer. Hasilnya positif. Dari dua studio yang kami buka di kawasan Jakarta, kini dalam dua tahun 20FIT berhasil membuka 20 studio di Indonesia, dan satu di Kamboja,” ungkap Jeff.
Tak hanya itu, 20 FIT pun mulai memperluas lini produk mereka. Bukan hanya layanan alat olahraga dengan teknologi EMS, 20FIT pun baru saja merilis produk mie instan berlabel “FIT Mee”.
“Produk mie Korea ini kami buat dengan cita rasa pedas sesuai dengan selera mayoritas masyarakat Indonesia. Produk ini bisa menjadi camilan sehat bagi mereka yang berolahraga. Saat ini, distribusi produk kami berada di studio-studio 20FIT dan Tokopedia,” jelas Jeff.
Perlahan namun pasti, Jeff menargetkan 20FIT akan melebarkan sayap mereka ke kawasan Asia Tenggara.
Editor: Sigit Kurniawan
