Budaya kerja yang sehat dan positif dapat memberikan dampak yang besar dalam kepuasan dan tingkat produktivitas karyawan.
Coba Anda bayangkan jika harus bekerja dalam tim yang tidak memiliki hubungan yang harmonis, sering miskomunikasi, dan salah paham. Begitu mengesalkan, bukan?
Sebagai seorang pemimpin, penting untuk memastikan karyawan Anda bekerja tidak dalam keadaan tertekan, burn out, stres, atau tidak merasa dipedulikan.
Hal ini bisa sangat berdampak pada rendahnya kepuasan karyawan dalam bekerja dan malah dapat meningkatkan turnover karyawan.
Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk membangun budaya kerja yang positif. Berikut tiga cara membangun positive work culture yang Marketeers lansir dari Forbes:
1. Definisikan ekspektasi dengan jelas
Sering kali perusahaan mengalami ketidakmampuan dalam menjelaskan tujuan, peran, dan tanggung jawab dari setiap karyawan. Padahal, hal ini penting disampaikan di awal untuk memastikan bahwa setiap karyawan bekerja dan bergerak untuk tujuan bersama.
Oleh karena itu, penting untuk memberikan ekspektasi yang jelas kepada karyawan Anda. Sederhananya, Anda dapat menetapkan tenggat waktu yang jelas dan target apa saja yang perlu karyawan Anda capai. Kemudian, berikan kepercayaan sepenuhnya kepada karyawan Anda untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
Selain itu, dalam membangun budaya kerja yang positif, cobalah untuk menghindari sesuatu yang ambigu dan menimbulkan kebingungan.
Jangan lupa untuk selalu memberikan feedback kepada karyawan dan terbuka atas berbagai ide dan pendapat yang mendorong terciptanya ide yang inovatif dan kreatif.
BACA JUGA: 4 Tips Tingkatkan Employee Engagement, Bikin Karyawan Bahagia saat Bekerja!
2. Berikan kepercayaan kepada karyawan
Ketika karyawan Anda merasa dipercaya oleh pemimpinnya, maka ia akan mampu bekerja jauh lebih optimal dari yang Anda kira. Berikan mereka kepercayaan dalam menyelesaikan pekerjaan dengan cara dan gaya masing-masing yang dianggap paling efektif.
Hal ini dapat membangun sense of belonging atau rasa memiliki yang tinggi terhadap apa yang telah menjadi tanggung jawab mereka. Percayalah bahwa budaya kerja yang dilandasi atas kepercayaan akan mampu meningkatkan engagement antar karyawan dan menghasilkan output yang lebih optimal.
3. Miliki self-awareness dan beranilah mendelegasikan
Sebagai seorang pemimpin yang ingin membangun positive work culture, penting bagi Anda untuk memiliki self-awareness atas setiap aspirasi dan keinginan yang Anda miliki sebagai pemimpin.
Yakinilah bahwa dalam beberapa waktu mungkin Anda dapat dengan mudah menyalahkan tim Anda ketika sesuatu terjadi dengan salah dan menyebutnya sebagai hasil pekerjaan Anda ketika tim Anda berhasil melakukannya.
Kesadaran atas apa yang Anda lakukan, meskipun Anda telah membangun budaya kerja yang toxic adalah penting. Karena jika hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka akan menjadi bumerang yang suatu saat, cepat atau lambat akan menghancurkan perusahaan Anda.
Jangan pula Anda perlu merasa khawatir untuk mendelegasikan pekerjaan Anda ketika Anda sudah tidak lagi mampu menyelesaikan banyak tanggung jawab dalam satu waktu.
Kembali ke poin kedua, berikan kepercayaan pada tim Anda dan biarkan mereka bertumbuh dan berkembang bersama-sama dengan Anda.
BACA JUGA: Esprit de Corps: Fondasi dalam Membangun Kesuksesan Organisasi
Itulah tiga cara membangun budaya kerja yang positif agar karyawan Anda dapat bekerja dengan maksimal tanpa merasa tertekan.
Karyawan yang bahagia akan dapat menciptakan lingkungan kerja yang juga menyenangkan bagi siapa pun dan pihak mana pun yang terlibat dengan perusahaan tersebut, baik itu pelanggan, investor, hingga masyarakat sekitar.
Editor: Ranto Rajagukguk