3 Faktor Ini Jadi Perhatian Konsumen Indonesia Sebelum Berbelanja
Laporan terbaru dari Google, Year in Search 2022 mengamati perubahan perilaku konsumen dari tahun ke tahun. Berdasarkan laporan tersebut, didapatkan konsumen Indonesia lebih mendasarkan keputusan pembelian pada aspek kesepadanan terhadap nilai, uang dan tingkat kepercayaan mereka kepada suatu merek.
Menurut Yolanda Sastra, Head of Ads Marketing Google Indonesia, banyak sekali momen dalam laporan ini yang bisa dijadikan perenungan mendalam. Ia juga mengungkap laporan tahun ini menunjukkan rata-rata konsumen menjadi lebih menuntut dan makin paham makna suatu merek yang melebihi aspek harga dan kenyamanan.
“Setelah pandemi yang panjang ini, merek harus paham bahwa mereka kini dihadapkan dengan kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian. Sebab, banyak orang Indonesia mengajukan sejumlah pertanyaan kepada Google, seperti ‘kenapa harga naik?’ yang meningkat 120% yoy, dan ‘apa aitu inflasi’ yang naik 50% yoy,” ujar Yolanda.
BACA JUGA: Chairman Alphabet: Google Masih Ragu Rilis Bard untuk Saingi ChatGPT
Laporan Year in Search 2022 edisi kelima dari panduan industri terkemuka untuk tren makro dan spesifik industri ini berupaya untuk memahami perubahan cara belanja konsumen Indonesia. Selain itu, juga cara mereka bekerja dan cara memahami masa depan dalam kondisi ekonomi yang berubah sangat cepat.
Laporan ini terbagi menjadi tiga tema besar, yaitu Soul Searching, Value Hunting, dan Finding Joy. Tujuh vertikal industri utama, yakni Teknologi, Media dan Hiburan, Kecantikan dan Perawatan Diri, Makanan dan Minuman, Transportasi, Perjalanan, serta Keuangan.
Berdasarkan laporan tersebut, penelusuran untuk “bandingkan dengan” naik 50% yoy. Hal ini karena pembeli meluangkan waktu untuk membandingkan produk sebelum membuat keputusan pembelian.
BACA JUGA: Google Advertising: Pengertian, hingga Cara Kerja
Sementara itu, penelusuran untuk “review konsumen” naik 60% yoy. Selanjutnya, Google merekomendasikan beberapa langkah yang dapat dilakukan merek untuk meningkatkan strategi mereka.
Pertama, gunakan strategi pemasaran inklusif sebagai pola pikir yang mendasari semua hal, bukan hanya sebagai pelengkap. Kedua, berpikir secara visual di luar penelusuran teks.
Ketiga, temui pembeli di mana pun mereka berada, baik itu offline maupun online. Lalu, buat kampanye performance max.
Kemudian, respons permintaan konsumen secara real time, dan terakhir, gunakan halaman insight Google Ads.
Editor: Ranto Rajagukguk