Lebih dari seabad yang lalu, tepat pada 2 Juni, lahir seorang tokoh penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Ialah Tan Malaka, sang Pahlawan Nasional yang telah menyumbangkan pemikirannya untuk merumuskan Republik ini.
Saking besar jasanya bagi Indonesia, laki-laki bernama lengkap Sutan Ibrahim ini tidak hanya menyandang gelar Pahlawan Nasional. Tetapi hari lahirnya, yaitu 2 Juni, juga ditetapkan sebagai Hari Tan Malaka.
Peran sebagai pemikir dan revolusioner telah menginspirasi banyak orang, bahkan pengaruhnya masih terasa hingga saat ini. Pemikiran dan pandangan Tan Malaka terhadap politik dan sosial di masa itu bisa dilihat melalui sejumlah buku karyanya.
BACA JUGA: 3 Novel William Shakespeare, Pemantik Lahirnya Hari Buku Sedunia
Bagi Anda yang penasaran dengan buah pikir tokoh nasional tersebut, berikut rekomendasi buku yang ditulis olehnya sendiri:
Madilog
Madilog yang merupakan akronim dari materialisme, dialektika, dan logika menjadi karya Tan Malaka yang paling terkenal. Buku yang ditulis pada tahun 1943 ini berisi pemikiran filosofis, politik, dan ekonomi dalam perjuangan revolusioner.
Buku ini menjadi imbauan sang penulis untuk bangsa ini agar keluar dari keterbelakangan dan ketertinggalan. Sebab menurutnya, Indonesia tidak mungkin bergerak menjadi bangsa yang merdeka dan maju jika masih terkungkung di tahap Logika Mistika.
Aksi Massa
Buku yang ditulis pada tahun 1926 ketika Tan Malaka berada di pengasingan Shanghai, China ini membahas tentang pengertian, sejarah, dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari aksi massa.
BACA JUGA: 3 Novel Fenomenal Cok Sawitri, Budayawan Bali yang Berpulang
Sang penulis menganalisis situasi politik pada masa kolonialisme Belanda di Indonesia. Tidak hanya itu, buku ini juga membahas bagaimana strategi yang bagus dari aksi massa seperti pemberontakan, pemogokan, dan demonstrasi.
Dari Penjara ke Penjara
Sesuai tajuknya, buku yang ditulis pada tahun 1948 ini mengisahkan perjalanan hidup Tan Malaka dalam pelarian politik. Selalu berada dalam pengejaran orang, membuatnya harus berada di penjara Hindia Belanda dan Filipina.
Tidak hanya itu, Dari Penjara ke Penjara juga menuturkan perjalanan sang penulis yang kerap kali harus keluar negeri untuk bersembunyi. Ia berpindah dari Shanghai, Hongkong, hingga pulang ke negaranya sendiri.
Itulah beberapa rekomendasi buku karya sang Pahlawan Nasional yang hari lahirnya sampai dijadikan peringatan spesial. Tertarik membaca salah satunya?
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz