3 Strategi Optimalisasi Content Marketing lewat Video Pendek

marketeers article
Optimalisasi content marketing via Video Pendek (Ilustrasi: 123RF)

Mengerahkan strategi optimalisasi video pendek lewat beragam media sosial (medsos) seperti Instagram dan TikTok merupakan salah satu sarana content marketing yang cukup ampuh. Untuk itu, ada beberapa strategi yang perlu dilakukan agar konten itu bisa menjaring audiens dengan optimal.

Social Media Strategist Keyowel Eno Bening mengatakan, saat ini kunci cakupan suatu konten dalam medsos sudah tidak lagi ditentukan oleh jumlah followers dan hashtag.

“Saat ini, cakupan konten ditentukan oleh audience retention rate. Artinya, konten yang baik adalah konten yang mampu membuat audiens terpaku dan menonton konten itu secara keseluruhan,” kata Eno Bening dalam social media coaching clinic yang digelar oleh Forum Wartawan Otomotif (FORWOT) dan Wuling Motors di Jakarta, Jumat (21/7/2023).

Nah, agar suatu konten bisa ditonton hingga usai, maka konten harus dibuat dengan memperhatikan beberapa hal, seperti:

1. Brief

Strategi pertama untuk optimalisasi konten video pendek adalah content brief. Seiring dengan banyaknya konten yang ada, audiens saat ini lebih tertarik dengan konten yang singkat, padat dan jelas. Artinya, konten cukup dibuat dengan menonjolkan pesan yang ingin disampaikan.

2. Hook

Konten harus memiliki hook atau kail yang optimal dalam membuat audiens tetap stay dalam konten tersebut. Artinya, hal yang paling menarik yang dijadikan hook dalam suatu konten harus ditampilkan di bagian awal video.

BACA JUGA:  Jadikan Content Marketing sebagai Jembatan Merek Menuju Viral

Karena, konten kreator hanya memiliki durasi dua detik untuk membuat audiens stay di konten tersebut. Jika dua detik pertama dianggap kurang menarik, maka konten itu berpontensi untuk di-skip oleh audiens.

3. Engaging

Saat ini, engagement suatu konten tak lagi hanya diukur lewat jumlah like atau komentar yang diimbuhkan dalam suatu konten. Sejumlah paltform media sosial kini memberikan bobot yang lebih besar bagi suatu konten yang dibagikan oleh audiens.

Artinya, konten yang dibagikan atau di-share oleh seorang audiens ke audiens lainya dianggap oleh algoritma dalam medsos sebagai konten yang menarik. Sehingga, medsos secara otomatis akan cenderung menampilkan konten itu kepada audiens yang lebih luas.

BACA JUGA:  Cara Optimalkan Konten Marketing di Era Social Commerce

“Saat ini seluruh platform medsos terus berupaya untuk menghadirkan konten yang menarik untuk memberikan experience terbaik. Karena, jika konten yang disajikan bukan konten yang menarik maka pengguna berpotensi untuk tak ingin berlama-lama menikmati konten di medsos itu,” kata dia.

Sebab itu, berbagai platform medsos saat ini telah menerapkan kecerdasan buatan untuk bisa memilah dan membagikan konten yang sangat personal sesuai dengan interest dan preferensi dari masing-masing audiens.

Hal ini pun makin memudahkan penerapan content marketing yang spesifik sesuai dengan segmenya masing-masing. Karena, konten yang spesifik juga akan didistribusikan pada audiens yang spesifik pula sehingga pesan yang disampaikan bisa terditribusi secara akurat.

“Disarankan, konten yang dihadirkan bisa konsisten membahas suatu hal yang spesifik. Sehingga hal itu akan memudahkan algoritma dalam medsos untuk mengelompokkan konten sesuai masing-masing kategori dan menyalurkan konten itu kepada audiens yang tertarik pada kategori tersebut,” tutupnya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related