3 Tips Cegah Lonjakan Gula Darah saat Makan Bebas ketika Lebaran

marketeers article
Cegah Lonjakan Gula Darah (Ilustrasi: 123RF)

Momen Lebaran jamak dimanfaatkan sebagai waktu untuk berkumpul keluarga dan menyantap beragam makanan. Makanan seperti kue, ketupat, minuman manis dan hidangan manis lain umumnya tinggi energi dan kalori. Dari sini, penting untuk kita mencegah lonjakan gula darah.

Pasalnya, meski serba lezat, banyak risiko kesehatan ada di balik hidangan Lebaran tersebut. Bagi penyandang diabetes atau pradiabetes, momen ini bisa menjadi dilema karena banyaknya makanan tinggi gula dan karbohidrat yang disajikan.

Juan Leonardo, Praktisi Kesehatan mengatakan, banyak orang tidak menyadari pentingnya menjaga gula darah sampai sudah terlambat dan mengidap penyakit.

Riset Diabetes Mellitus–Related All‐Cause and Cardiovascular Mortality in a National Cohort of Adults (2019) menyebutkan, diabetes sangat memengaruhi tingkat kematian dan penyakit lainnya seperti penyakit jantung.

Kadar gula darah yang tinggi serta lonjakan drastis gula darah memiliki kaitan erat dengan potensi terbentuknya berbagai jenis penyakit, nyeri sendi, penuaan dini, hingga kanker.

“Lonjakan drastis gula darah selain menghambat proses pembakaran lemak, memiliki potensi dampak buruk jangka pendek maupun jangka panjang, mulai dari selalu merasa lelah dan lapar, kualitas tidur buruk, hingga diabetes, penyakit jantung, nyeri sendi, dan kanker,” jelas Juan dalam laporan tertulisnya.

Tips Mencegah Lonjakan Gula Darah

Pemilik akun sosial media @juan.guladarah ini menambahkan, dalam eksperimen dan pengalamannya, ditemukan tips dasar yang dapat dilakukan untuk membantu menghindari lonjakan gula darah.

Berikut 3 tips mencegah lonjakan gula darah saat menyantap beragam makanan ketika Lebaran:

Konsumsi Serat Lebih Dulu

Pertama, mengonsumsi serat sebelum makan makanan yang mengandung gula tinggi. Konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan kaya serat dan rendah gula yang membantu memperlambat pencernaan karbohidrat dan penyerapan gula.

Tambahkan Protein dan Lemak

Kedua, tambahkan protein dan lemak proporsional dengan karbohidrat yang dikonsumsi.  Pilih sumber protein seperti daging, ayam, ikan, telur, atau tempe. Protein dapat membantu merasa kenyang lebih lama dan menjaga gula darah stabil.

Imbangi dengan Aktivitas Fisik

Ketiga, beraktivitas fisik setelah makan makanan yang mengandung gula. Anda dapat meluangkan waktu untuk berjalan kaki, bersepeda, atau melakukan yoga setelah makan untuk membantu tubuh menggunakan gula darah sebagai energi.

“Tips ini berlaku untuk pria maupun perempuan. Secara umum, massa otot pria lebih tinggi daripada perempuan. Dan massa otot memengaruhi metabolisme gula di tubuh. Karena itu, latihan beban juga memiliki dampak positif terhadap gula darah,” jelas lulusan Beijing University of Chinese Medicine ini.

Gula Darah dan Diabetes pada Anak

Tak hanya orang dewasa, sekarang ini masyarakat dikepung oleh ribuan makanan dan minuman produk pabrikan yang mengandung berbagai bahan secara berlebih, mulai dari gula, garam, vetsin, dan pengawet.

Dengan kampanye iklan bertubi-tubi sepanjang hari sepanjang tahun, sejak dini anak Indonesia sudah diakrabkan dengan potensi terkena diabetes dan darah tinggi. Potensi ini muncul tidak lepas dari peran para pelaku industri makanan dan minuman.

Juan menambahkan cara paling ideal adalah dengan tidak membiasakan anak-anak mengonsumsi makanan proses (processed food), dan makanan-makanan yang mengandung gula tinggi.

Dengan begitu, anak-anak akan cenderung lebih membentuk kebiasaan baik dan tidak mengkonsumsi gula secara berlebihan.

“Selain itu, mendukung anak untuk melakukan aktivitas fisik seperti olahraga dibandingkan menghabiskan mayoritas waktu bermain gadget juga cara yang sangat baik,” tutup Juan.

Related

award
SPSAwArDS