4 Bahaya Lari saat Polusi Udara bagi Kesehatan

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Lini masa X tengah dihebohkan dengan seruan untuk membatalkan festival lari di Jakarta. Ajakan ini muncul karena buruknya kualitas udara, yang mana dikhawatirkan akan memengaruhi kesehatan para pelari.

Melansir Womens Running, lari di luar ruangan saat polusi udara tinggi memang berpotensi membahayakan tubuh. Berikut adalah empat dampak buruk bagi kesehatan yang perlu Anda waspadai:

BACA JUGA: Tips Bulking ala Jake Paul, Tak Cuma Latihan Fisik!

Menurunkan Kapasitas Pernapasan

Polusi udara mengandung partikel berbahaya, seperti karbon monoksida dan ozon, yang dapat mengiritasi paru-paru. Saat berlari, laju pernapasan meningkat, sehingga lebih banyak partikel berbahaya yang terhirup.

Dalam jangka panjang, hal ini bisa mengurangi kemampuan paru-paru untuk bekerja secara maksimal.

Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

Sebuah studi di European Heart Journal menemukan bahwa paparan polusi udara saat olahraga intensif bisa berdampak negatif pada kesehatan jantung. Polusi udara dapat menghambat aliran oksigen ke jantung, sehingga meningkatkan risiko gangguan kardiovaskular.

BACA JUGA: Harus Mandi setelah Kehujanan agar Tidak Sakit, Mitos atau Fakta?

Memicu Serangan Asma

Partikel seperti asap diesel dapat memicu serangan asma. Karena itu, orang dengan gangguan pernapasan cenderung berisiko mengalami kondisi serius, seperti asma, ketika berolahraga di udara yang tercemar.

Memicu Gangguan Jangka Panjang

Polusi yang mengandung bahan kimia dan partikel halus dapat memicu gangguan kesehatan dalam jangka panjang. Meski belum ada penelitian lebih lanjut mengenai dampak kumulatif dari paparan polusi, risiko seperti gangguan pernapasan kronis dan kerusakan sistem kardiovaskular tidak bisa diabaikan.

Agar tetap aman, sebaiknya periksa indeks kualitas udara (AQI) sebelum berlari di luar ruangan. Kalaupun ingin mengikuti festival lari, cobalah memilih waktu atau tempat dengan udara yang lebih bersih agar olahraga tetap aman dan bermanfaat.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS