4 Kesalahan Perusahaan yang Sering Terjadi saat PHK Karyawan

Meta, perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS) baru-baru ini melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 3.600 karyawan. Adapun jumlah tersebut setara dengan 5% dari total tenaga kerja yang dimiliki.
Mark Zuckerberg, Chief Executive Officer (CEO) Meta menyatakan, kebijakan ini dilakukan untuk meningkatkan standar kinerja dan mempercepat pemutusan bagi pekerja dengan performa rendah. Kendati demikian, langkah tersebut justru membawa dampak buruk bagi reputasi perusahaan.
BACA JUGA: Alasan di Balik PHK Massal Meta, Berbenah atau Menghemat?
Hal itu terjadi karena banyak karyawan yang terdampak merasa bukan termasuk dalam kategori tersebut. Langkah Meta yang demikian sontak menuai kritik karena dinilai kurang transparan dan kurang mempertimbangkan dampak psikologis bagi karyawan.
Selain minimnya transparansi, masih ada sejumlah kesalahan umum yang sering terjadi saat perusahaan melakukan PHK. Dilansir dari Forbes, berikut empat kesalahan yang perlu dihindari agar tidak merusak citra perusahaan itu sendiri:
BACA JUGA: Kembali Lakukan PHK, Meta Sasar Divisi Reality Labs
Kurangnya Transparansi dalam Komunikasi
Salah satu kesalahan terbesar dalam PHK adalah kurangnya transparansi mengenai alasan dan proses yang dilakukan. Karyawan sering kali merasa terkejut karena tidak diberikan informasi yang cukup sebelum keputusan dibuat.
Agar PHK bisa diterima dengan baik, pendiri Expand HR Consulting, Stacey Berk, menyarankan agar perusahaan memiliki rencana komunikasi yang jelas. Ini mencakup alasan yang transparan mengapa PHK harus dilakukan, dan dukungan bagi karyawan yang terkena PHK maupun tidak.
Tidak Mempersiapkan Manajemen dengan Baik
Banyak perusahaan gagal membekali manajer dengan keterampilan dan informasi yang cukup untuk menangani PHK dengan profesional dan empati. Ini membuat karyawan yang terdampak sering kali mendapatkan jawaban yang tidak jelas, bahkan tidak dihargai secara emosional.
Agar hal ini tidak terjadi, perusahaan harus melatih manajer supaya dapat menjawab pertanyaan penting dari karyawan yang di-PHK. Selain itu, manajer perlu memahami alasan bisnis di balik PHK, detail pesangon, serta cara menjelaskan proses PHK dengan baik.
Menyampaikan PHK secara Tidak Profesional
PHK yang dilakukan melalui email massal atau panggilan Zoom tanpa adanya komunikasi langsung menunjukkan kurangnya kepedulian terhadap karyawan. Cara ini membuat karyawan merasa tidak dihargai dan bisa memperburuk citra perusahaan.
Cara terbaik untuk menyampaikan PHK adalah dengan pertemuan tatap muka secara langsung. Jika tidak memungkinkan, perusahaan setidaknya harus memberikan pemberitahuan awal melalui email dan mengatur pertemuan pribadi dalam waktu 24 jam.
Saat menyampaikan kabar PHK, perusahaan harus memilih tempat yang nyaman dan privat. Barulah selanjutnya, jelaskan alasan PHK dengan jelas serta berikan informasi terkait pesangon dan dukungan yang diberikan.
Mengabaikan Karyawan yang Masih Bertahan
PHK tak hanya berdampak pada mereka yang kehilangan pekerjaan, tetapi juga pada karyawan yang masih bertahan. Mereka bisa mengalami fenomena yang disebut layoff survivor guilt, yakni perasaan bersalah karena tetap memiliki pekerjaan sementara rekan mereka harus pergi.
Selain itu, mereka juga mungkin merasa terbebani dengan tanggung jawab tambahan akibat berkurangnya jumlah tenaga kerja. Jika perusahaan tidak menangani dampak ini dengan baik, karyawan yang tersisa bisa mengalami penurunan motivasi, peningkatan stres, hingga akhirnya memutuskan untuk resign.
Oleh karena itu, perusahaan harus memberikan dukungan psikologis, menjelaskan strategi ke depan, serta memastikan beban kerja tetap seimbang agar tim tetap termotivasi.
Editor: Tri Kurnia Yunianto