The Influencer sudah bisa disaksikan di Netflix mulai 6 Agustus 2024. Reality show ini menampilkan 77 influencer ternama dari Korea Selatan untuk berkompetisi dan membuktikan diri agar menjadi yang paling berpengaruh di dunia digital.
Tidak hanya memberikan hiburan, The Influencer juga penuh dengan pelajaran marketing dalam bidang pemasaran digital dan strategi media sosial. Berikut penjelasannya yang dirangkum dari MJ Marketing:
Authenticity Sells
Dalam The Influencer, yang menjadi pusat perhatian adalah peserta yang mampu menunjukkan keunikan pribadinya. Melalui acara ini, penonton bisa membedakan antara persona palsu yang diperlihatkan hanya untuk kamera dan kepribadian sebenarnya.
Ini menyoroti betapa pentingnya keaslian dalam strategi pemasaran atau authenticity sells. Dalam era di mana konsumen makin selektif dalam memilih konten yang mereka konsumsi, merek atau influencer yang dapat menunjukkan keaslian diri cenderung mendapatkan lebih banyak kepercayaan dari audiensnya.
BACA JUGA: Indonesia Marketing Festival 2024 Kupas Strategi Pemasaran di Tengah Ketidakpastian
Personal Branding
Peserta The Influencer juga menunjukkan betapa perlunya membangun dan mempertahankan personal brand yang kuat. Ini karena dalam persaingan yang ketat, orang-orang yang memiliki identitas pribadi yang konsisten dan unik cenderung lebih mudah meraih kesuksesan.
Begitu pun bagi merek dalam dunia pemasaran, penting untuk memiliki brand yang kuat dan kohesif agar dapat menarik serta mempertahankan audiens. Ini juga akan membantu dalam menyampaikan nilai-nilai merek kepada konsumen, sehingga menciptakan identitas yang membedakannya dengan kompetitor.
Engagement vs Reach
Acara ini menjelaskan bahwa pengaruh tidak hanya ditentukan oleh jumlah pengikut, melainkan juga tingkat interaksi dengan audiens. Para influencer yang sukses adalah mereka yang mampu menghasilkan keterlibatan aktif dengan pengikutnya, seperti melalui likes, komentar, dan share.
Ini mempertegas betapa pentingnya berfokus pada keterlibatan dalam pemasaran digital ketimbang hanya mengejar jangkauan. Dalam hal ini, tingkat keterlibatan lebih berharga daripada sekadar jumlah pengikut.
BACA JUGA: Banyak Praktisi Digital Marketing yang Berpikir Tidak Strategis
Merek harus mencari influencer dengan audiens yang terlibat dan aktif, bukan hanya mengandalkan jumlah pengikut yang besar
Trend Awareness and Adaptability
Selama berkompetisi, para peserta The Influencer diharuskan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan situasi dan tren. Hal ini juga mengajarkan pentingnya fleksibilitas dan adaptabilitas dalam strategi pemasaran.
Di dunia pemasaran digital, tren dan algoritma media sosial dapat berubah dengan cepat. Merek yang tak bisa mengikuti perubahan ini pun berisiko kehilangan relevansi.
Untuk itu, para pemasar perlu selalu waspada terhadap tren terbaru dan siap mengubah strategi sesuai kebutuhan. Itulah beberapa pelajaran marketing yang bisa dipetik dari jalannya reality show The Influencer.
Melalui studi kasus ini, para pemasar dapat belajar bagaimana mengoptimalkan kolaborasi dengan influencer dalam kampanye digital.
Editor: Ranto Rajagukguk