PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) terus mengkomunikasikan teknologi unggulannya dalam merespons persaingan kendaraan berteknologi elektrik. Bertajuk Suzuki Smart Hybrid, perusahaan percaya diri terhadap value dari teknologinya dan terus meyakinkan masyarakat bahwa teknologinya ini menjadi yang paling pas untuk pasar di Indonesia.
“Jika bicara soal teknologi kesulurah yang ada di pasar, saya bilang teknologi Suzuki Smart Hybrid menjadi yang paling cocok atau paling terjangkau untuk diaplikasikan di Indonesia,” ujar Donny Saputra, 4W Marketing Director PT SIS kepada Marketeers beberapa waktu lalu.
Bukan tanpa alas an. Donny melihat, kini industri otomotif dihadapkan oleh dua kondisi, yakni technology driven ketika pasar mengadopsi kemajuan teknologi yang ada. dan market driven ketika permintaan pasar mendorong inovasi atau pergerakan dari para merek.
“Di Indonesia saat ini bisa kita bilang masih market driven. Para merek beradaptasi terhadap permintaan konsumen. Permintaan konsumen ini pun memiliki banyak variabel di dalamnya, termasuk yang paling utama adalah kepuasan pelanggan dan daya jangkau atau reachability dari konsumen terhadap sebuah produk.” ungkap Donny.
Di sisi lain, pasar Indonesia secara keseluruhan masih didominasi oleh konsumen pembeli mobil pertama (first car buyer) hingga mencapai 80%. Ketika berbicara soal teknologi kepada konsumen ini, para merek juga dihadapkan oleh daya jangkau konsumen.
Teknologi Suzuki Smart Hybrid merupakan jawaban pabrikan asal Jepang ini terhadap tren teknologi elektrifikasi kendaraan. Di sini, Suzuki Smart Hybrid membawa empat value proposition.
Pertama, penggunaan Integrated Starter Generator (ISG) yang membuat kendaraan lebih hemat bahan bakar. Dalam teknologi Suzuki Smart Hybrid, Terdapat dua komponen utama sebagai pendamping mesin pembakaran internal yang ada di produk-produk Suzuki. Komponen tersebut adalah Integrated Stater Generator (ISG) dan Lithium-Ion Battery.
Teknologi Suzuki Smart Hybrid, mendukung kinerja fitur-fitur unggul seperti Auto-Stop, restart yang halus dan senyap setelah auto-stop aktif, bantuan tenaga untuk akselerasi yang lebih ringan saat stop and go, serta kemudahan regenerasi daya baterai selama pengurangan laju kendaraan.
Cara kerjanya, saat berhenti atau mesin mati, baterai yang akan berkerja. Kemudian saat mobil menambah akselerasi, baterai yang membantu menambahkan tenaga ke mesin. Dan saat restart, ISG yang memutarkan mesin untuk menyalakan mesin.
Kedua, biaya operasional yang relatif lebih murah karena penggunaan bahan bakar yang menjadi lebih efisien. Ketiga, teknologi ini menawarkan kenyamanan saat berkendara di kondisi jalanan yang macet. Pasalnya, saat menghadapi jalanan yang macet, pengereman dan pergerakan mesin mobil akan berubah menjadi energi listrik yang tersimpan di dalam baterai.
Keempat, mobil dengan teknologi Hybrid menjadi mobil yang ramah lingkungan karena mengurangi polusi udara yang terus meningkat dan tentunya rendah emisi gas buang.
“Secara umum, Suzuki Smart Hybrid menawarkan efisiensi konsumsi bahan bakar, mengurangi emisi gas buang, dan menjadi teknologi elektrifikasi paling terjangkau dari segi harga,” tutup Donny.