Ekonomi digital Indonesia diprediksi akan mencapai US$ 133 miliar pada tahun 2025. Salah satu sektor yang didorong untuk ikut serta dalam upaya transformasi digital adalah sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) yang telah menjadi tulang punggu perekonomian di Indonesia.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, ekonomi digital saat ini menjadi sebuah keniscayaan dan hadirnya pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang signifikan bagi seluruh industri usaha termasuk UKM. Bahkan, tidak sedikit UKM yang dapat bertahan dan tumbuh, terutama yang telah terhubung dengan ekosistem digital.
“42% UKM di Indonesia saat ini sudah menggunakan media sosial atau digital platform dalam merespon pandemi COVID-19. Di sisi lain, juga ada potensi ekonomi digital pada tahun 2024 yang diprediksi mencapai Rp 1.800 triliun. Ini tentunya potensi yang sangat besar,” jelas Teten dalam acara Webinar #BangunResolusi yang diadakan KoinWorks, Kamis (03/12/2020).
Penelitian bertajuk Digital SMEs Business Insight yang dilakukan oleh KoinWork memperlihatkan, semakin banyak channel penjualan dari bisnis pelaku UKM baik melalui kombinasi offline dan online, marketplace, media sosial, dan website, maka semakin tinggi pula kepercayaan diri UKM dalam menjalankan bisnis di masa pandemi dan new normal.
Peningkatan kinerja UKM saat pandemi juga sejalan dari data KoinWorks. Menurut Bernard Arifin, Chief of Operation Officer KoinWorks, UKM yang sudah beralih ke digital terbukti dapat lebih merespon pandemi COVID-19 dan lebih tanggung dalam menghadapi krisis.
Lebih lanjut, Bernard memaparkan, selama pandemi berlangsung beberapa sektor UKM Digital yang memperoleh kenaikan transaksi penjualan, seperti sektor UKM di bidang healthcare, serta sub-segmen Food & Beverages (F&B), fashion, dan hobi.
“Sinergi antara pemerintah, swasta, dan komunitas UKM dibutuhkan untuk dapat meraih potensi ekonomi digital. Tidak hanya itu, sinergi dibutuhkan untuk dapat menyediakan akses pendanaan, pelatihan, dan pendampingan UKM untuk mempercepat akselerasi digital ke depannya,” tutup Bernard.
Editor: Ramadhan Triwijanarko