Semua orang pasti memiliki gaya hidup. Sebut saja gaya hidup terkait olahraga, kuliner, fesyen, hiburan, hingga media. Melalui gaya hidup ini, sejumlah brand melihatnya sebagai peluang untuk lebih dekat dengan konsumennya. Inilah yang seperti dilakukan PT Nissan Motor Indonesia.
“Nissan sebagai merek otomotif masuk ke gaya hidup anak muda melalui game. Untuk itu, kami menyelenggarakan GT Academy, kompetisi bagi para gamer yang ingin menjadi pebalap profesional,” kata Hana Maharani, Head of Communications Nissan Motor Indonesia dalam edisi perdana Thursday with Marketeers yang membahas Lifestyle Marketing di MarkPlus Campus, Jakarta, Kamis (16/2/2017).
Ia menambahkan, pihaknya ingin menanamkan ke benak masyarakat bila menjadi pebalap itu tidak harus kaya. Selain itu, bermain game juga bukan lah kegiatan yang membuang-buang waktu. Untuk itulah Nissan mengemas dua hal ini, yaitu games dan otomotif ke dalam kompetisi yang bisa diikuti para gamer, GT Academy.
Dalam penyelenggaraan tahun 2016, GT Acadamy berhasil menjaring 25 ribu peserta di empat kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Setelah diadu siapa yang tercepat, Nissan memilih 20 peserta untuk melakukan training di Sentul, Bogor, Jawa Barat.
“Dari 20 peserta itu, Nissan memilih peserta terbaik yang mendapatkan kesempatan mengaspal di Silverstone, Inggris,” tambah Hana.
Lain Nissan, lain TNI Angkatan Udara (AU) dalam melakukan Lifestyle Marketing. Identik dengan imej tegas dan kaku, TNI AU mencoba menipisnya dengan merangkul netizen lewat cuitan-cuitan mereka yang segar melalui akun Twitter @_TNIAU.
Marsma TNI Jemi Trisonjaya, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) mengatakan, media komunikasi sedang mengalami pergeseran dari konvesional ke media baru berupa internet dalam bentuk media online dan media sosial. Dalam banyak contoh, media baru ini sekarang sudah menjadi kelompok-kelompok radikal dalam menyebarkan paham kepada masyarakat. Kondisi ini tentu membahayakan bagi eksistensi negara.
“Menyikapi kondisi ini, TNI AU sebagai salah satu komponen pertahanan negara, berkewajiban untuk melawan aksi kelompok radikal. Nah, salah satu cara kami melawan aksi radikalisme adalah melalui media Twitter,” kata Jemi.
Ia menambahkan, melalui Twitter, TNI AU mengajak netizen waspada terhadap aksi radikalisme yang akhir-akhir ini makin gencar melakukan propaganda melalui media sosial. Melalui Twitter, pihaknya bertujuan juga untuk menanamkan wawasan kebangsaan.
“Tweet-tweet kami kadang tegas dan santai. Kami akan menanggapi cuitan-cuitan netizen dengan tidak menyinggung SARA, politik, dan pornografi. Ini cara kami agar bisa lebih dekat dengan masyarakat,” tutup Jemi.
Editor: Sigit Kurniawan