Di antara pemain besar e-commerce lainnya di Indonesia, nama Mataharimall.com mungkin tergolong yang paling muda. Mataharimall.com setidaknya baru berumur kurang dari dua tahun. Namun, platform e-commerce buatan Lippo Group ini sudah nongkrong di peringkat atas dalam kompetisi e-commerce di Indonesia.
Hadi Wenas selaku CEO Mataharimall.com menjelaskan beberapa kisah saat Mataharimall.com pertama kali hadir. Salah satu yang ia kisahkan adalah pemilihan nama Mataharimall.com. Sebelum nama Mataharimall dipilih, ada beberapa alternatif nama yang akan dipilih.
“Awalnya bingung mau memakai nama Matahari, Lippo atau nama lainnya. Tadinya mau pakai nama baru, tapi harus bangun nama dari awal dan butuh usaha yang lebih besar,” ujar Wenas pada acara MX Talk di Jakarta, Rabu (1/3/2017).
Dalam paparannya, nama Matahari akhirnya dipilih dikarenakan dalam beberapa riset dan survei, nama Matahari masuk dalam sepuluh besar daftar Most Valuable Brand di Indonesia. Awareness dari survei yang diterima oleh pihak internal Mataharimall.com atas merek Matahari adalah sebesar 97%.
“Dulu nama Matahari asosiasinya dengan department store yang jualan baju saja. Kami tambahkan kata mall di belakang kata Matahari. Selain itu kami lakukan rebranding logo. Logo kami menunjukkan identitas kami yang young, agile, dan dynamics,” tambah Wenas.
Wenas menjelaskan, di Mataharimall.com semua karyawan harus bekerja keras. Namun, tidak lupa untuk bersenang-senang dan menikmati setiap pekerjaan. Salah satu budaya yang selalu dipegang oleh Mataharimall.com adalah Agile. Budaya ini yang membuat Mataharimall.com bisa dinamis dalam menerapkan beragam seasonal campaign.
Salah satu seasonal campaign yang terkenal dari Mataharimall.com adalah ketika April Mop tahun lalu, Pada tanggal tersebut, MatahariMall melalui situsnya menawarkan jasa penyewaan pasangan secara online. Bahkan, MatahariMall mengklaim sebagai yang pertama kali di Indonesia yang menyediakan jasa sewa pasangan tersebut.
Jasa sewa pasangan ini berlaku untuk pria dan wanita. Bahkan, konsumen bisa memilih katalog pria dan wanita yang akan dipilih. Uniknya, setelah konsumen memilih dan meng-klik tombol Ok, halaman segera berganti dan tercantum tulisan Stop Human Trafficking, Manusia Bukan Barang Jualan. Ternyata layanan sewa pasangan MatahariMall merupakan kampanye anti perdagangan manusia.
Di hadapan peserta MX Talk, Wenas menceritakan ide ini bermula dari salah satu pegawainya yang baru saja lulus kuliah. Tanpa pikir panjang, Hadi menyetujui rencana tersebut meskipun memiliki risiko yang amat besar.
“Mereka minta izin dengan mengatakan ‘Pak besok mau adakan kampanye ini boleh, ya. Saya iyakan dengan sedikit revisi pada bagian gambar,” lanjut Wenas. Kampanye tersebut pun sukses besar dan menjadi viral kala itu. Mataharimall.com juga menerapkan konsep 24 hours auto approval bagi seluruh pembuat keputusan di Mataharimall.com.
Era digital seperti ini, konten yang viral sudah menjadi keharusan. Namun, Wenas dan Mataharimall.com membuktikan bahwa viral bisa dibangun dengan memulainya melalui sebuah budaya perusahaan.
Editor: Sigit Kurniawan