Garuda Indonesia bersama anak perusahaannya berhasil mempertahankan kinerja positif sepanjang tahun 2016 dengan membukukan laba bersih sebesar US$ 9,36 juta. Ini setara dengan Rp 124,5 miliar hingga akhir tahun dan mengangkut 35 juta penumpang baik Garuda Indonesia dan Citilink Indonesia.
“Seperti kita ketahui tren pertumbuhan industri penerbangan di dunia khususnya Asia Pasifik mengalami tekanan sejak lima tahun terakhir, mulai dari perlambatan ekonomi global hingga memengaruhi daya beli masyarakat. Namun, Garuda Indonesia grup masih tetap bisa mempertahankan kinerja positifnya,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo.
Menghadapi persaingan kompetitif industri penerbangan dunia tahun 2017, Garuda Indonesia akan memperkuat sejumlah sektor komersial dan niaga dengan melakukan akselerasi pengembangan layanan berbasis IT dengan melakukan optimalisasi program customer loyalty hingga memperkuat platform perangkat e-commerce sehingga perusahaan dapat menghadirkan seamless service kepada seluruh pengguna jasa.
Sepanjang tahun 2016, frekuensi penerbangan Garuda Indonesia juga meningkat 9,89% menjadi 274.969 penerbangan dari total 249,974 penerbangan tahun 2015. Peningkatan frekuensi penerbangan tersebut sejalan dengan upaya perusahaan melakukan ekspansi jaringan penerbangan baik domestik maupun internasional.
“Tahun 2016 merupakan tahun investasi bagi perusahaan, mengingat pada tahun ini kami memaksimalkan utilisasi pesawat-pesawat wide body untuk ekspansi kapasitas rute-rute internasional di middle haul hingga long haul. Ke depannya, kami proyeksikan siklus restrukturisasi armada ini akan kembali dilakukan pada tahun 2019 mendatang,” ujar Arif.
Mengenai perkembangan bisnis kargo, Garuda Indonesia berhasil meningkatkan jumlah angkutan kargo menjadi 415,824 ton kargo atau meningkat 18,22% dari tahun 2015 yang mencapai 351,724 ton. Secara keseluruhan jumlah pendapatan pasar kargo pada 2016 tercatat 219,15 juta dolar AS, atau meningkat 16,65% dibandingkan tahun 2015 sebesar 187,87 juta dolar AS.
Terkait situasi industri penerbangan di kawasan Asia-Pasifik yang tengah mengalami persaingan yang ketat dan memengaruhi penerbangan domestik maupun internasional, posisi Garuda Indonesia pada saat ini mencatatkan pangsa pasar sebesar 41,71% di pasar domestik dan 26,93% untuk pasar internasional.
Kinerja operasional Garuda Indonesia dalam hal tingkat ketepatan waktu penerbangan pada tahun 2016 mencapai 89,51%. Sementara itu, rata-rata tingkat keterisian penumpang sepanjang tahun 2016 tercatat sebesar 73,1% dan Citilink sebesar 76,8%.
Menghadapi proyeksi industri penerbangan global yang semakin kompetitif, Garuda Indonesia secara berkesinambungan terus memperkuat lini layanan dengan menerapkan prinsip “Excellent Indonesian Hospitality” yang merupakan filosofi layanan Garuda dengan mengedepankan keramahtamahan khas Indonesia.
Editor: Sigit Kurniawan