UKM Harus Berani Melepaskan Promo Harga

marketeers article
UKM Go Online

Bukan hal yang tabu lagi ketika ada sebuah bisnis baru yang muncul di sebuah pasar lalu melakukan program promo penjualan, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM). Diskon potongan harga, hadiah langsung, paket bundling adalah gimmick-gimmick yang kerap dikerahkan dengan harapan barangnya laku terjual atau minimal orang-orang sudah mencoba. Konsumen pun senang-senang saja mendapatkan promo semacam itu. Namun, harus sampai kapan mengorbankan marjin penjualan untuk masa perkenalan ini? 

“Kapan UKM bisa percaya diri untuk menjual dengan marjin yang lebih besar? Hal ini bisa dilihat melalui insting. Misalnya Bro.do, kami dulu mulai menaikkan harga ketika tiga bulan paska masa perkenalan produk,” jelas Putra Dwi Karunia, Co-Founder Bro.do pada acara Talkshow Industri Kreatif Go Online yang digelar oleh Ikatan Wirausaha Indonesia di Galeri Indonesia WOW, Gedung Smesco Jakarta, Rabu (12/4/2017).

Putra melanjutkan, dalam menentukan masa tersebut tidak bisa dipatok dengan waktu atau bulan. Para pelaku UKM harus bisa melihat respons pasar, feedback dari konsumen, serta melakukan riset untuk mengetahui daya beli masyarakat atau besarnya target pasarnya.  

“Ketika feedback dan respons konsumen sudah bagus. Kami juga melakukan riset mengenai kemampuan beli konsumen. Dari sini, kami bisa menentukan harga yang cocok berapa dan menentukan marjin keuntungan yang ingin diambil berapa. Selain itu, kami juga melihat pricing yang dilakukan konpetitor,” imbuh Putra. 

Menanggapi kebiasaan pemberian diskon ini, pakar branding Subiakto mengatakan ada empat hal yang bisa dilakukan oleh UKM jika hanya menginginkan penjualan sesaat. 

 “Empat jurusnya adalah diskon, bonus, hadiah, dan cicilan. Kalau cuma mau dapat omzet silakan lakukan ini saja. Jika mau melahirkan pelanggan loyal, lakukan branding,” ujar Subiakto. 

Dengan empat hal tersebut, pemasar bisa membuat sebuah penjualan sesaat yang potensial dan mengutungkan. Jadi, bukan sekadar mengandalkan promo harga. Beranikah Anda?

Editor: Sigit Kurniawan

Related