PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai moda transportasi pilihan terus menyempurnakan diri. Salah satu hal yang sangat gencar dilakukan adalah menghadirkan digitalisasi untuk layanan penumpang. Sebut saja Mobile ticketing, pre-order service, rail pay, check seat passenger, vending machine, e-ticketing, e-Gate, dan lainnya.
“Sehingga antrean tidak terlalu banyak. Digitalisasi layanan penumpang akan dilakukan dari pintu ke pintu,” kata Mukti Jauhari, Corporate Deputy Director of Passenger Transport Marketing and Sales PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam ajang 5th Jakarta Marketing Week di Mal Kota Kasablanka.
Bahkan, KAI akan menghadirkan aplikasi yang terintegrasi dan menghadirkan layanan mulai dari makanan, hotel, taksi hingga porter.
“Kami akan bekerja sama dengan perusahaan taksi. Sehingga dengan sistem order, penumpang akan semakin nyaman,” kata Mukti. Nantinya, layanan ini akan hadir di beberapa stasiun, seperti Stasiun Gambir, Bandung, Yogyakarta, Solo, dan Gubeng Surabaya.
Aplikasi untuk Porter
Tak hanya itu, KAI akan membuat aplikasi untuk mengatur tenaga porter yang banyak hadir di stasiun. Jika tidak ada aral melintang, aplikasi ini akan meluncur pada Juli 2017 mendatang.
“Porter sangat mengganggu meskipun sudah kami peringati. Kami akan membuat aplikasi agar masalah ini bisa terselesaikan,” katanya. Mukti menambahkan bahwa tidak jarang penumpang sulit untuk keluar dari stasiun karena banyaknya porter yang menanti penumpang di depan pintu. Meskipun maksud mereka baik, yaitu membantu penumpang membawakan barang, kehadiran porter yang banyak kerap menyulitkan dan membuat stasiun sesak.
Yang jelas, dunia digital telah mengubah habit dari penumpang KAI dalam memesan tiket. Menurut catatan Mukti, sekitar 98% persen tiket dilakukan di stasiun pada tahun 2010. Namun, kondisi itu berubah pada masa kini. Pada tahun 2016, tercatat hanya 41% saja tiket yang dijual di stasiun.
“Kami berharap membeli tiket bisa semudah membeli permen. Target kami 65%-70% tiket nanti dilakukan di luar stasiun,” kata Mukti.