Dalam membuat strategi marketing, para pemasar dituntut dapat melihat kondisi sekitarnya, baik kondisi berbagai perubahan di industri (seperti teknologi, socio-culture, political-legal, ekonomi, dan pasar), perubahan konsumen, kompetitor, maupun internal perusahaan.
Tujuan satu, agar strategi yang dibangun tepat sasaran dan efisien dari sisi anggarannya. Satu hal yang tidak kalah penting dari semua unsur di atas adalah melihat kondisi internal perusahaan. Dalam bercermin, pemasar bisa melihat dari threat, opportunity, weakness dan strength– atau yang kita kenal dengan Analisis TOWS.
Hal ini yang tengah dilakukan oleh pabrikan mobil asal Jepang Nissan di Indonesia. Dalam merancang strateginya, Nissan menyebutkan bahwa tahun ini adalah tahun persiapan bagi mereka sebelum mereka meluncurkan berbagai kejutan.
Sedikit berbeda dengan merek-merek lain yang sedikit agresif mengeluarkan mobil-mobil barunya tahun ini, Nissan menyatakan diri bahwa mereka tidak akan mengeluarkan model baru. Di bawah PT Nissan Motor Indonesia (NMI), konsumen Indonesia hanya akan disuguhkan mobil baru berupa facelift atau penyegaran model yang sudah ada. Seperti yang dilakukan beberapa bulan lalu terhadap New Nissan March.
Strategi ini pun dikerahkan seiring dengan pergantian beberapa petinggi di kubu NMI. Masuknya Davy J. Tuilan yang didapuk dari Suzuki dan Eiichi Koito dari Mitsubishi, NMI melakukan pembenahan di berbagai sisi bisnis mereka. Nissan pun telah menjalin kerja sama aliansi bersama Mitsubishi.
“Kami pastikan bahwa tahun anggaran tahun 2017 kami tidak akan mengeluarkan model baru, kecuali facelift. Tahun ini kami akan meningkatkan pelayanan purna jual kami, meningkatkan jaringan penjualan, dan membangun positioning baru NMI melalui visi Intelligent Mobility kami,” jelas Davy J. Tuilan, Vice President Nissan Sales & Marketing NMI.
Melalui Intelligent Mobility, Nissan berkomitmen untuk menciptakan pengalaman berkendara yang lebih aman, lebih pintar, dan dapat lebih dinikmati oleh para pelanggan. Visi ini juga akan menjadi panduan dari semua keputusan penting yang diambil perusahaan, dalam hal bagaimana cara mobil ditenagai, dikendarai, dan terintegrasi dalam masyarakat.
Davy juga menekankan bahwa produk baru tidak melulu menjadi faktor utama pendorong performa penjualan APM (agen pemegang merek) mobil. Produk lama pun bisa menunjukkan performa penjualan yang apik. Seperti yang terjadi pada penjualan Nissan Grand Livina yang masih terus meningkat tanpa adanya pembaruan besar-besaran.
“Nissan dan Mitsubishi juga telah menjalin aliansi dan berkolaborasi di berbagai bidang, seperti marketing, procurement, logistik, dan sinergi lainnya yang akan mengubah proses bisnis kami,” jelas Eiichi Koito, Presiden Direktur NMI.
Koito juga memperkenalkan jajaran manajemen yang akan mengeksekusi strategi di atas. Menemani dirinya dan Davy, Koito memperkenalkan Alan Caugant sebagai Vice President Dealer Network Development; Fumitoshi Yoshikawa, Vice President Manufacturing. Sementara brand Datsun tetap dipegang oleh Indriani Hadiwidjaja sebagai Head of Datsun Indonesia.
“Saat ini, kami juga sedang melakukan berbagai riset dan studi pasar Indonesia sebelum mengeluarkan berbagai kejutan. Ditunggu saja,” tutup Davy.
Editor: Sigit Kurniawan