Sebagian besar penggemar dunia otomotif Tanah Air tentu mengenal sosok Ridwan Hanif Rahmadi melalui channel AutonetMagz atau channel pribadinya. Bedanya, AutonetMagz banyak berisikan konten review kendaraan, motor dan mobil maupun industri pendukung lain di seputar dunia otomotif. Sedikit berbeda, konten yang disajikan oleh Ridwan melalui kanal pribadinya lebih variatif.
Bukan hanya membahas dunia otomotif, Ridwan juga sering membahas soal gawai, hobi, dan hal seru lainnya. Awalnya, Managing Editor Autonet Magz ini memang terjun langsung dengan mengambil peran sebagai pengisi konten atau reviewer sebuah kendaraan di channel AutonetMagz.
Namun, sejak 10 bulan belakangan, Ridwan tertarik membuat kanal pribadinya. Berawal dari untuk seru-seruan, ternyata kanal pribadinya memegang peranan penting pada sekarang ini. Vlogger ini pun dinilai penting bagi para brand dalam menggelar aktivitas pemasaran.
“Dalam aktivitas marketing, vlogger ini memegang peranan dari sisi trust-nya, bukan untuk hard selling. Seringkali, misalnya saya sebagai orang yang paham mengenai dunia otomotif dan sedang menggunakan merek oli tertentu, audiens pun akan berpikir bahwa orang yang mengerti otomotif aja pakai oli tersebut. Tentu oli itu bagus,” ujar Ridwan.
Ridwan menambahkan, peranan vlogger ini beda dengan media yang notabene bisa memasukkan iklan dari semua merek dalam waktu bersamaan. Di sini, peran vlogger adalah sebagai influencer dan baik untuk merek. Untuk menjaga imej tersebut, Ridwan pun cukup selektif dalam menerima penawaran kerja sama dari para merek. Dirinya seringkali melihat value dari brand tersebut dan jenis brand-nya. Tidak semua brand dipilih Ridwan di kedua channel-nya. Misal, Ridwan tidak menerima tawaran dari merek-merek mobil tertentu untuk dibayar dan menjadi endorser atau brand ambassador.
“Banyak merek mobil yang minta di-review tapi hanya disebutkan yang bagus-bagusnya. Tapi jika saya begitu, bukan tidak mungkin merek lain tidak mau lagi kami review. Saya juga tidak menerima merek yang tidak untuk semua umur seperti rokok, kondom dan yang lainnya,” jelasnya.
Baginya, membuat konten adalah soal melakukan komunikasi sebuah brand dengan cara yang menarik agar orang lain mau melihat. “Sebelum bermain YouTube, saya sudah cukup lama bergelut di dunia digital dan menjadi konsultan. Ketika berbisnis, saya sampaikan kepada klien bahwa mereka beriklan di saya bukan sekadar untuk saya ambil uangnya. Mereka akan mendapatkan berbagai benefit. Salah satunya soal kepercayaan dan engagement dengan audiens,” tutupnya.