Salah satu penyakit yang umum diderita oleh anak-anak adalah diare. Berdasarkan data dari Riskesdas 2013, satu dari tujuh anak Indonesia pernah mengalami diare dengan frekuensi 2-6 kali dalam setahun. Melihat angka kejadian ini, orang tua perlu mengetahui penanganan diare dengan tepat. Alasannya, bila berkelanjutan akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak antara lain berat badan anak.
Penyebab diare yang paling umum adalah infeksi pada usus yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit. Namun, penyebab terbanyak diare pada anak adalah Rotavirus (jenis virus yang menginfeksi usus). Dan, penelitian menemukan bahwa sebanyak anak Indonesia yang mengalami diare karena Rotavirus juga mengalami intoleransi laktosa.
Penelitian di negara lain bahkan mendapatkan angka kejadian intoleransi laktosa yang lebih tinggi, yakni sekitar 67% pada diare karena Rotavirus dan 49% pada diare non-Rotavirus. Pada saat diare terutama oleh Rotavirus, terjadi kerusakan jonjot usus. Akibatnya, produksi beberapa enzim di jonjot usus yang berguna untuk proses pencernaan nutrisi, di antaranya enzim laktase, akan berkurang.
Enzim laktase berguna untuk mencerna gula alami (laktosa) yang terdapat pada susu. Laktosa yang tidak tercerna akhirnya tidak dapat diserap sehingga menyebabkan diare semakin berat, kembung, dan tinja yang berbau asam. Kondisi ini disebut sebagai intoleransi laktosa. Saat diare, orang tua perlu memperhatikan agar anak tidak mengalami dehidrasi dan kekurangan gizi.
“Apabila anak tidak mau makan dan minum, orangtua perlu mengusahakan asupan bernutrisi yang mudah diterima oleh anak. ASI dan cairan rehidrasi oral (oralit) adalah yang utama selain tambahan zinc. Selain itu, asupan nutrisi yang baik dapat mempercepat pemulihan fungsi usus normal, termasuk kemampuan untuk mencerna dan menyerap makanan yang masuk, serta memberikan energi untuk mempercepat proses pemulihan,” ujar DR. Dr. Ariani Dewi Widodo Sp.A(K).
Sementara itu, menurut Nabhila Chairunissa selaku Brand Manager Digestive Care Sari Husada, para orang tua perlu untuk memiliki pengetahuan yang tepat dan benar terkait dengan permasalahan diare pada sang buah hati. Selama ini banyak orang tua yang menganggap penyakit diare sebagai penyakit biasa dan tidak mengancam. Sebab itu, Nutricia Sarihusada melakukan inisiasi kampanye Indonesia Merdeka Diare.
Kepekaan orang tua terhadap keadaan anak saat diare sangat penting, karena saat diare, berat badan anak akan berkurang. Karena itu diperlukan asupan nutrisi yang baik saat dan setelah diare sehingga anak dapat mengejar pertumbuhan fisiknya.
“Dengan pengetahuan yang memadai, ibu dapat memberikan penanganan yang tepat saat anak menderita diare untuk tetap menjaga tumbuh kembang yang optimal agar anak Indonesia dapat menjadi anak generasi maju yang merdeka dari diare,” tutup Nabhila.
Editor: Sigit Kurniawan