Kementerian Kesehatan baru-baru ini dikabarkan menyebar nyamuk Wolbachia sebagai upaya penekanan jumlah kasus penyakit demam berdarah dengue. Seperti apa fakta nyamuk wolbachia?
Nyamuk tersebut disebar di lima kota Indonesia meliputi Jakarta Barat (DKI Jakarta), Bandung (Jawa Barat), Semarang (Jawa Tengah), Bontang (Kalimantan Timur), dan Kupang (NTT).
Lantas seperti apa? Simak berikut ini beberapa fakta nyamuk Wolbachia yang telah dirangkum dari berbagai sumber.
1. Apa itu nyamuk Wolbachia?
Dikutip dari laman resmi UGM, Wolbachia sendiri merupakan bakteri alami dari enam dari sepuluh jenis serangga. Keberadaan jenis bakteri ini pada tubuh nyamuk aedes aegypti dapat menurunkan replikasi virus dengue sehingga dapat mengurangi kapasitas nyamuk menularkannya pada manusia.
BACA JUGA Takeda dan Kemenkes Gelar Kegiatan untuk Suarakan Pencegahan DBD
Pasalnya, wolbachia mampu melumpuhkan virus dengue penyebab DBD yang ada dalam tubuh nyamuk. Adapun bakteri tersebut dimasukkan ke dalam tubuh nyamuk melalui metode perkawinan.
2. Bukan rekayasa genetik
Sebelumnya, banyak yang berasumsi bahwa nyamuk wolbachia merupakan hasil dari rekayasa genetik. Namun, faktanya jenis nyamuk tersebut bisa didapatkan secara alami.
Seperti disampaikan sebelumnya. Wolbachia adalah bakteri alamiah pada serangga yang ramah lingkungan karena tidak mengganggu ekosistem atau siklus hidup mikroorganisme lain.
Oleh sebab itu, Kemenkes menegaskan metode penekanan kasus DBD dengan metode nyamuk wolbachia tidak menjadikan masyarakat sebagai kelinci percobaan.
3. Terbukti mampu turunkan DBD
Fakta lainnya dari nyamuk Wolbachia adalah sejumlah negara sebelum Indonesia, juga telah menerapkan metode wolbachia untuk menekan angka kasus penyakit demam berdarah dengue.
Kemenkes mengungkap nyamuk Wolbachia telah terbukti mampu menurunkan penyebaran DBD di beberapa negara, seperti Brazil, Vietnam, Sri Lanka, dan Australia. Oleh sebab itu, Kemenkes optimistis metode tersebut efektif diterapkan di Indonesia.
BACA JUGA Kembangkan Vaksin DBD, RI Jajaki Peluang Investasi Perusahaan Jepang
4. Diteliti sejak 2011
Efektivitas nyamuk ini dalam menurunkan penyebaran DBD telah diteliti sejak tahun 2011. Penelitian tersebut dilakukan oleh WMP di Yogyakarta dengan dukungan filantropi yayasan Tahija.
Penelitian dilakukan melalui fase persiapan dan pelepasan aedes aegypti berwolbachia dalam skala terbatas (2011-2015).
5. Cara kerja
Cara kerja nyamuk ini dilakukan dengan memasukkan bakteri Wolbachia ke dalam telur nyamuk Aedes aegypti. Saat nyamuk Aedes aegypti jantan mengandung bakteri Wolbachia kawin dengan nyamuk betina liar yang tidak memiliki Wolbachia, maka virus dengue pada nyamuk betina akan diblokir, sehingga telurnya tidak akan menetas.
Dalam penerapannya, telur nyamuk jantan ber-Wolbachia dan betina dimasukkan di dalam ember yang dititipkan di rumah warga. Setelah itu, nyamuk akan berkembang biak dan menghasilkan populasi nyamuk Aedes aegypti di lingkungan yang ber-Wolbachia.
Demikian beberapa fakta mengenai nyamuk Wolbachia yang menjadi metode Kemenkes dalam mengupayakan penekanan jumlah kasus DBD.
Editor: Ranto Rajagukguk