Indonesia kembali mengalami deflasi pada September 2024, usai sebelumnya mengalami hal serupa sejak Mei 2024 lalu. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi kali ini sebesar 0,12% secara bulanan.
Deflasi sendiri merupakan kondisi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami penurunan secara terus-menerus dalam jangka waktu lama. Meski tampaknya menguntungkan karena harga menjadi lebih murah, deflasi dapat menyebabkan masalah ekonomi yang serius.
Penurunan harga yang terus berlanjut dapat mendorong konsumen menunda pembelian, yang akhirnya mengurangi permintaan, memperlambat pertumbuhan ekonomi, bahkan menyebabkan peningkatan pengangguran.
Lantas, apa saja yang bisa dilakukan Anda sebagai individu saat menghadapi situasi deflasi? Merangkum Investopedia, berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil:
BACA JUGA: Strategi Keuangan yang Bisa Dipelajari dari Home Sweet Loan
Tunda Pembelian yang Tak Mendesak
Salah satu karakteristik utama deflasi adalah harga yang cenderung terus menurun. Karena itu, Anda disarankan bijaksana dalam menunda pembelian, terutama untuk barang-barang yang tidak mendesak, seperti elektronik, kendaraan, atau properti.
Menunda pembelian adalah respons alami terhadap penurunan harga yang terus berlanjut. Mengingat harga mungkin akan lebih murah di masa mendatang, menunggu hingga waktu yang tepat dapat memberikan keuntungan bagi individu.
Menjaga Likuiditas dan Menabung
Saat deflasi terjadi, nilai uang meningkat, artinya daya beli individu juga bertambah. Untuk itu, salah satu strategi yang bijak untuk mengatasinya adalah menabung lebih banyak uang untuk memanfaatkan peningkatan daya beli di masa depan.
Sebagai individu, Anda disarankan untuk memprioritaskan likuiditas, dengan menyimpan dana dalam bentuk yang mudah diakses, seperti tabungan, karena uang tunai akan lebih bernilai di masa depan.
BACA JUGA: 5 Tips Mengatur Keuangan untuk Hindari Doom Spending
Hindari Utang Berlebihan
Bunga riil dari utang cenderung meningkat selama deflasi, karena nilai uang yang dipinjamkan akan naik seiring waktu meskipun suku bunga nominal rendah. Karena itu, utang menjadi lebih mahal untuk dilunasi.
Penting bagi individu untuk menghindari mengambil utang baru, terutama yang berbunga tinggi. Alih-alih menambah utang, fokus pada pelunasan utang yang ada akan menjadi strategi yang lebih aman di masa deflasi.
Investasi pada Aset yang Aman
Pada situasi deflasi, aset berisiko tinggi seperti saham cenderung lebih volatil karena ekspektasi pendapatan perusahaan menurun. Itulah sebabnya, Anda disarankan untuk mempertimbangkan investasi pada aset yang lebih stabil dan aman.
Obligasi pemerintah atau emas bisa dianggap sebagai pilihan yang lebih aman selama periode ketidakpastian ekonomi seperti deflasi. Selain itu, direkomendasikan pula obligasi berperingkat tinggi karena mereka cenderung mempertahankan nilai, bahkan ketika inflasi menurun.
Pantau Sektor Pekerjaan
Perusahaan mungkin akan mengurangi produksi dan investasi saat terjadi deflasi, yang pada gilirannya bisa menyebabkan PHK. Untuk melindungi diri dari kemungkinan ini, Anda perlu terus meningkatkan keterampilan dan mencari peluang baru yang sesuai dengan tren ekonomi.
Di tengah kondisi pasar kerja yang mungkin menyusut ini pula, Anda disarankan untuk memiliki keterampilan yang beragam agar tetap kompetitif.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz