Memiliki kondisi finansial yang sehat menjadi dambaan setiap orang. Memasuki akhir tahun 2023, sudah saatnya untuk melakukan evaluasi hingga memperbaiki kondisi finansial dan bersiap untuk langkah berikutnya.
Terlebih, stabilitas finansial bukan hanya tentang memperoleh pendapatan yang cukup, tetapi juga tentang bagaimana mengelola dan mengalokasikan sumber daya finansial dengan bijak.
Windy Riswantyo, Marketing, Alternate & Direct Business Group Head Astra Life mengatakan menjaga kesehatan finansial menjadi suatu hal yang penting untuk menjadi bekal pada tahun berikutnya.
“Penting memiliki tujuan hidup jangka pendek dan jangka panjang agar memiliki komitmen dan berusaha menjaga kesehatan finansial. Dari sini, penting untuk mengetahui berbagai indikator secara menyeluruh mulai dari cash flow, aset, hutang, dana darurat hingga kebutuhan perlindungan jiwa dan kesehatan,” ujar Windy, dikutip dari laporannya.
BACA JUGA Solusi Finansial, Adira Finance Dorong Pembiayaan Dana Tunai
Lantas aspek apa saja yang menjadi pengukuran stabilitas finansial? Berikut ini 5 indikator untuk mencapai sehat finansial:
1. Menjaga cash flow tetap positif
Menjaga cash flow bukan berarti harus hemat hingga pelit untuk diri sendiri dan keluarga. Melainkan, menentukan budgeting untuk setiap kebutuhan.
Langkah ini diawali dengan mencatat setiap pengeluaran harian keluarga sehingga dapat menganalisa bocor halus pada pengeluaran bulanan.
Selanjutnya, agar cash flow tetap positif, bisa juga mulai memikirkan cara untuk menambah penghasilan dengan meningkatkan skill atau karier.
2. Lunasi hutang konsumtif dengan bijak
Selesaikan utang yang sudah dimulai. Sebisa mungkin kurangi utang konsumtif agar tidak menghambat aktivitas finansial lainnya.
Hal salah kaprah dan biasa dijumpai adalah melunasi hutang dengan cara berutang. Hal tersebut termasuk cara yang tidak bijak, alhasil hutang akan semakin menumpuk.
BACA JUGA Tabungan Darurat, Perlindungan Finansial dalam Keadaan Tak Terduga
3. Jaga efektivitas dana darurat
Sebaik-baiknya melakukan perencanaan keuangan, ada risiko-risiko yang bisa mengancam gagalnya tercapainya tujuan finansial, seperti membetulkan aset yang rusak hingga terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Oleh karena itu, penting untuk memiliki dana darurat. Idealnya, besar dana darurat 3 sampai 6 kali pengeluaran bulanan, karena biasanya seseorang membutuhkan waktu 3 hingga 6 bulan untuk mendapatkan pekerjaan atau sumber penghasilan baru bila terkena PHK.
4. Asuransi jiwa untuk pencari nafkah
Selain risiko terkena PHK, ada juga risiko-risiko kehidupan yang lebih berat yang berakibat pada terhentinya sumber nafkah seperti terkena penyakit kritis hingga tutup usia dini. Oleh sebab itu, penting bagi pencari nafkah untuk memiliki asuransi jiwa sebelum melakukan investasi.
5. Tingkatkan aset saham dan investasi
Bila menabung dilakukan untuk menjaga aset, maka investasi perlu dilakukan untuk mengembangkan aset, khususnya dalam melawan berkurangnya nilai aset akibat inflasi.
Namun sebelum melakukan investasi, perlu memahami dengan benar risiko-risiko investasi agar terhindar dari investasi bodong serta dapat memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko dari rendah hingga tinggi.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz