Mikroplastik saat ini menjadi isu yang meresahkan karena dampaknya mampu mengancam kesehatan dan alam yang begitu dekat dengan kehidupan manusia. Untuk itu, dibutuhkan upaya dalam mengurangi mikroplastik.
Pusat Riset dan Kajian Obat dan Makanan (PRKOM) BPOM Indonesia mengungkapkan cemaran mikroplastik kini telah ditemukan pada ikan dan air baku yang digunakan untuk air minum. Akibatnya, partikel tak kasat mata dengan ukuran 5 mm-1 µm ini bisa dengan mudah masuk ke dalam tubuh manusia.
Fakta ini tentu saja menimbulkan kecemasan bagi masyarakat Indonesia. Pasalnya, meminum air yang tercemar mikroplastik sama aja memasukkan racun ke dalam tubuh.
Meski WHO menerangkan bahwa mikroplastik dengan ukuran lebih dari 150 mikrometer bisa diekskresi sistem pencernaan dan urin, nyatanya manusia saat ini tidak dapat menghindari paparan mikroplastik di kehidupan sehari-hari. Untuk menghambat cemarannya di alam, berikut lima langkah yang bisa kita lakukan untuk mengurangi mikroplastik.
BACA JUGA Inovasi Botanial Essentials Ajak Konsumen untuk Kurangi Sampah Plastik
1. Tolak Gunakan Kantong Plastik saat Berbelanja
Pemerintah Indonesia sudah melarang penggunaan kantong plastik di pusat perbelanjaan, pasar rakyat, dan toko swalayan. Namun sayangnya, ketika berbelanja di kelontong masih ditawarkan kantong plastik sebagai wadah.
Untuk mengantisipasinya, pastikan membawa kantong belanja sendiri. Sementara itu, untuk mengemas bahan-bahan dapur seperti cabai, bawang, ataupun daun seledri, upayakan untuk menggunakan kertas ataupun koran.
2. Lakukan Pemilahan Sampah
Langkah mudah lain yang bisa dilakukan untuk mengurangi mikroplastik ialah dengan melakukan penyortiran sampah rumah tangga menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah organik, yaitu sisa-sisa makan, sedangkan sampah anorganik berbahan plastik, kertas, elektronik, kaleng, dan beling.
Kegiatan ini akan memudahkan petugas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk melakukan pemilahan sampah yang dapat didaur ulang.
3. Salurkan Sampah Plastik Jenis PET ke Bank Sampah
Plastik PET atau Polyethylene Terephthalate merupakan jenis plastik paling lumrah untuk didaur ulang. Untuk mengidentifikasi, pada bagian bawah biasanya tercantum tulisan PET dengan kode angka 1.
BACA JUGA Plastic Bank Indonesia Cegah 40 Juta Kg Pencemaran Plastik di Laut
Selain mudah didaur ulang, jenis plastik PET bisa dikonversi menjadi produk turunan yang beragam dan bernilai ekonomi tinggi. Masyarakat kini juga bisa mengumpulkan plastik PET bekas konsumsi rumah tangga untuk kemudian disalurkan ke bank sampah.
Setelah botol PET dimasukkan, pelanggan akan mendapatkan reward ataupun poin yang dapat diuangkan.
4. Hindari Pembuangan Limbah Rumah Tangga Langsung ke Sungai
Sampah berbahan plastik yang mengambang dan terdegradasi akhirnya akan menjadi awal dari mikroplastik. Dalam regulasi baku mutu mikroplastik, Ecoton juga turut mendesak pemerintah untuk membuat regulasi mengenai larangan rumah tangga membuang limbah atau sampah langsung ke sungai.
5. Kurangi Penggunaan Wadah Minuman Plastik Sekali Pakai dengan Beralih ke Water Purifier
Penggunaan wadah minuman plastik sekali pakai merupakan cikal bakal mikroplastik yang pada akhirnya dapat menimbulkan bahaya laten jangka panjang yang sulit untuk diatasi. Untuk meminimalisasi penggunaannya, masyarakat bisa mulai menggunakan water purifier.
Dengan begitu, masyarakat bisa mengisi ulang minuman menggunakan botol minum tanpa harus khawatir menambah konsumsi plastik. Coway water purifier hadir menggunakan sistem filtrasi Reverse Osmosis (RO) yang mampu menyaring partikel hingga 0,0005 mikrometer, termasuk mikroplastik.
Seluruh produk Coway juga sudah memiliki sederetan sertifikasi untuk menjamin keamanan dan kenyamanan konsumen. Terlebih, water purifier Coway telah menerima sertifikasi Halal dari JAKIM pada tahun 2010 untuk seluruh bagian produk, termasuk filter.
Hal ini merupakan bagian dari komitmen Coway, sebagai perusahaan pemurni air dan udara untuk meningkatkan kesadaran air minum aman dan sehat bagi masyarakat Indonesia.
Editor: Ranto Rajagukguk