5 Risiko Sedot Lemak yang Bisa Memicu Kematian

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Jagat maya tengah dihebohkan dengan kabar meninggalnya seorang influencer usai melakukan sedot lemak. Perempuan asal Medan itu diketahui sempat pingsan di tengah prosedur tersebut hingga membuatnya dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong.

Jasad korban kini telah dimakamkan di kampung halamannya. Meski demikian, pihak kepolisian berencana melakukan ekshumasi. 

Ini untuk mengetahui penyebab pasti kematian perempuan berusia 30 tahun tersebut. Terlepas dari kejadian nahas yang menimpa korban, sedot lemak memiliki sejumlah risiko kesehatan. 

Beberapa di antaranya bahkan berpotensi memicu kematian, sebagaimana yang dijelaskan dalam laman Alodokter berikut ini:

BACA JUGA: Mengenal Cedera ACL yang Dialami Atlet Senam Rifda Irfanaluthfi

Emboli Lemak

Emboli lemak merupakan salah satu risiko serius yang bisa menyebabkan kematian. Ini terjadi ketika partikel lemak terlepas ke dalam aliran darah dan menyumbat pembuluh darah, terutama di paru-paru (emboli paru) atau otak. 

Kondisi tersebut berpotensi menyebabkan masalah pernapasan yang parah, kerusakan organ, hingga kematian mendadak. Jika tidak segera ditangani, risiko sedot lemak yang satu ini bisa menyebabkan terganggunya fungsi organ bahkan kematian.

Infeksi

Infeksi pascaoperasi adalah risiko umum dari setiap prosedur bedah. Infeksi bisa terjadi di lokasi sayatan atau di dalam tubuh jika bakteri masuk ke dalam aliran darah. 

Jika tidak segera diobati, ini bisa menyebar dan menyebabkan sepsis yang lantas dapat berakibat fatal.

Hematoma

Risiko sedot lemak lainnya adalah hematoma atau memar, yaitu kondisi ketika darah merembes dan terkumpul di bawah kulit. Kondisi ini terjadi akibat pecah atau bocornya pembuluh darah saat dilakukannya prosedur sedot lemak.

BACA JUGA: Mengenal Stiff Person Syndrome yang Diidap Celine Dion

Hematoma bisa menyebabkan pembengkakan, nyeri, dan infeksi jika tidak segera diatasi. Risiko ini bahkan berpotensi menimbulkan komplikasi lebih lanjut dan, dalam beberapa kasus ekstrem, dapat memicu kematian.

Seroma

Seroma adalah penumpukan cairan di bawah kulit di area yang dioperasi. Kondisi ini biasanya dapat hilang sendiri sekitar sebulan pascaoperasi, tapi juga bisa menyebabkan pembengkakan, nyeri, dan infeksi yang lantas berujung fatal jika tidak segera diatasi.

Gangguan Jantung dan Ginjal

Perubahan kadar cairan dalam tubuh saat prosedur sedot lemak dapat menyebabkan gangguan pada ginjal, jantung, bahkan paru-paru. Risiko sedot lemak yang satu ini dapat mengancam jiwa bila tidak segera ditangani.

Itulah beberapa risiko sedot lemak yang meningkatkan potensi kematian. Sebelum melakukan prosedur ini, sebaiknya Anda mencari informasi mendalam tentang klinik yang terpercaya dan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS