Banyak pemasar mencari cara untuk terlibat dan mendekatkan diri ke Gen Z. Namun faktanya, dunia tidak hanya dipenuhi oleh generasi Z atau generasi-generasi muda saja.
Walau jumlah mereka cukup banyak, terdapat lima generasi yang hidup berdampingan saat ini dan sebagian besar uang masih akan datang dari generasi yang lebih tua, seperti baby boomer, Generasi X, dan milenial. Butuh waktu 10 hingga 15 tahun sampai bisa melihat dampak yang signifikan dari generasi tersebut.
Inilah yang harus diperhatikan sebelum kita berlanjut membahas teknik untuk mendekatkan diri ke Gen Z. Lantas, bagaimana agar marketeer bisa terlibat dengan generasi muda ini, namun juga tidak mengasingkan generasi lainnya? Iwan Setiawan, CEO Marketeers merumuskan lima strategi utama yang terinspirasi dan dirancang untuk Gen Z, namun juga dapat bekerja ke lintas generasi.
Pertama, jangan ragu untuk menggunakan masalah kelas berat pada kampanye pemasaran Anda. Menurut Iwan, Gen Z telah terpapar dengan topik dampak sosial dan perhatian sejak muda.
“Generasi muda ini sangat berpikiran fungsional. Bukan hanya dalam fitur produk saja, namun juga dalam pembelian dan pengalaman penggunaan,” kata Iwan dalam acara Asia Pacific Media Forum (APMF) 2022 di Bali, Jumat (21/10/2022).
Kedua, fokus pada inovasi pengalaman pelanggan. Pemasaran berbasis pengalaman mungkin akan lebih diapresiasi oleh konsumen hari ini. Lebih lagi, pandemi yang memaksa konsumen untuk membatasi mobilitas, termasuk soal hiburan, membuat konsumen hari ini haus akan pengalaman unik dan hiburan.
Ketiga, memfasilitasi interaksi sosial. Dari penuturan Iwan, Gen Z suka berkomunikasi dan berbicara tentang merek. Jadi, sebelum mereka memutuskan untuk membeli produk atau layanan suatu merek, mereka akan bertanya lebih dulu ke teman ataupun keluarga.
Hal ini akan menciptakan pengambilan keputusan sosial untuk produk dan layanan. Bukan keputusan individu, melainkan keputusan sosial.
Keempat, merangkul pemasaran omnichannel dan lintas media. Saat ini, strategi pemasaran yang menggabungkan offline dan online semakin banyak digunakan oleh perusahaan.
Hal ini dapat Anda manfaatkan untuk menjangkau audiens yang lebih luas dari berbagai generasi. “Kini, Gen Z tidak melihat adanya batas antara ruang fisik dan digital. Mereka menyebutnya sebagai phygital, gabungan antara fisik dengan digital,” ujar Iwan.
Kelima, gambarkan keaslian, bahkan ketika merek Anda akhirnya mempolarisasi Gen Z. “Pendapat yang terpolarisasi tentang merek Anda adalah yang menciptakan percakapan dan keterlibatan,” tutur Iwan.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz