Di era yang penuh informasi, critical thinking adalah tameng dari segala hal yang bersifat hoaks agar tak salah menanggapi setiap informasi yang berterbangan saat ini. Critical thinking bukanlah sebuah skill yang mana seseorang selalu mengkritik atau berpikir negatif terhadap semua hal.
Critical thinking berarti berpikir objektif dan terbuka. Skill yang satu ini sangat dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari, terutama dalam lingkup pekerjaan.
Menganalisis setiap isu berdasarkan bukti yang ada, bukan opini yang penuh bias belaka. Critical thinking yang baik akan memberikan ruang untuk dapat mengambil keputusan dengan tepat sasaran dan menyelesaikan permasalahan dengan lebih efektif.
Berikut Marketeers telah sajikan lima tips membangun critical thinking yang dilansir dari Forbes:
1. Selalu periksa informasi baru dengan teliti
Berbagai informasi yang beredar di media sosial atau grup keluarga Anda tentu tidak semuanya bersifat hoaks, tetapi tidak sedikit juga yang hanya clickbait, bahkan berita bohong. Ketika Anda mendapatkan artikel, data, berita, dan sebagainya, cobalah untuk memeriksanya dua kali.
Jangan termakan narasi manis atau panas yang membuatnya menarik untuk menjadi berita hangat. Ajukan pertanyaan seperti “Apakah informasi ini lengkap dan terkini”, ”Bukti apa yang mendukung argumen ini?”, “Darimana sumber berita ini?”
Cari tahu bahwa informasi ini memang bersumber dari sumber terpercaya dan data yang relevan. Ini menghindari dari kesalahpahaman yang menjebak pemikiran.
BACA JUGA: 5 Soft Skills yang Paling Dicari HR Manager, Kamu yang Mana?
2. Cari sudut pandang lain
Setiap orang tentu memiliki pendapat dan pandangannya sendiri. Setiap orang punya alasan, argumen, dan bias terhadap sebuah isu atau fakta yang terjadi.
Ketika menerima sebuah informasi baru, cobalah untuk mencari perspektif baru. Dengan itu, Anda akan lebih terbuka terhadap berbagai pandangan yang membuat jauh lebih kritis dalam melihat sesuatu, tidak terkukung pada satu opini yang bisa membiaskan.
3. Active listening
Critical thinking bisa terbangun jika Anda memiliki kemampuan active listening yang baik. Cobalah untuk mendengar dengan baik apa pun yang orang lain sampaikan dan informasi yang diterima.
Skill yang satu ini berkaitan erat dengan empati yang sejalan dengan istilah “putting yourself in another person’s shoes”. Ini membuat Anda dapat jauh lebih memahami situasi.
Kritis bukan berarti selalu memberikan judgment. Dalam hal ini, Anda perlu belajar mendengarkan tanpa memberikan penilaian sepihak, belajarlah terbuka dengan berbagai pandangan.
BACA JUGA: Mind Mapping: Petakan dan Visualisasikan Ide agar Mudah Diingat
4. Belajar mengenali hoaks dan bias
Banyaknya informasi yang berkembang membuat tentu sulit memilih dan memilah mana informasi yang benar, sesuai fakta, atau malah berita bohong dan bias. Salah mengidentifikasi bisa menyesatkan Anda, bahkan orang-orang sekeliling.
Cobalah analisis dan telaah terlebih dahulu setiap informasi yang datang. Cari apakah di dalamnya termuat data, fakta, gambar, kutipan, angka, dan bukti penguat lainnya? Atau hanya sekadar kalimat emosional yang membuat emosi Anda bangkit dan meronta?
5. Miliki pendapat Anda sendiri
Critical thinking berarti berpikir secara independen. Setelah Anda menerima informasi, menelaahnya, memahaminya, dan menganalisisnya, cobalah bentuk pendapat Anda sendiri.
Buatlah kesimpulan yang memang sesuai dengan pendapat dan pemikiran Anda. Teruslah belajar untuk melatih critical thinking Anda hingga terbangun dengan sendirinya.
Itulah lima tips membangun critical thinking untuk menjadi kritis terhadap berbagai informasi dan argumen yang Anda dapatkan. Critical thinking membantu Anda terlepas dari berbagai jebakan hoaks dan berita palsu yang bisa merusak komunikasi dan hubungan Anda dengan lingkungan.
BACA JUGA: Growth Mindset vs Fixed Mindset: Pola Pikir Untuk Mencapai Kesuksesan
Editor: Ranto Rajagukguk