Mengelola keuangan secara syariah menjadi hal yang penting dari kehidupan Muslim, yang memprioritaskan aspek finansial yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Apalagi di tengah era modern saat ini, masyarakat dihadapkan pada berbagai solusi keuangan, termasuk produk dan layanan perbankan syariah yang menawarkan beragam manfaat.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sektor perbankan syariah nasional yang terus berkembang dengan total aset Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) meningkat dari Rp 782,1 triliun pada Desember 2022 menjadi Rp 868,98 triliun pada Desember 2023 kemarin.
“Dengan mengusung nilai-nilai utama yang bersifat universal, seperti transparansi, keadilan, dan kebersamaan, tak heran jika produk dan layanan perbankan syariah dapat digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali,” ujar Romy Buchari, Head Shariah Banking Maybank Indonesia, dikutip dari keterangan persnya.
Bagi Anda yang tertarik untuk mengatur keuangan secara syariah, berikut ini beberapa tips finansial syariah yang sesuai dengan ajaran Islam:
BACA JUGA Google Uji Coba Program Untuk Halau Penipuan Finansial
1. Memastikan daftar pendapatan dan pengeluaran
Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah penerapan pola hidup hemat dan sederhana. Untuk melakukannya, hitunglah jumlah dari seluruh pendapatan dalam satu bulan, baik dalam bentuk gaji, keuntungan berinvestasi, berbisnis maupun pekerjaan sampingan.
Setelah itu, susun juga pengeluaran menurut skala prioritas yang dibutuhkan oleh setiap keluarga, baik jangka pendek maupun panjang, termasuk dana pendidikan anak dan dana pensiun di hari tua.
Hal ini penting untuk mengontrol pembelanjaan setiap bulan dan memastikan pengeluaran tidak lebih besar daripada pemasukan.
2. Menghindari diri dan keluarga dari jeratan utang konsumtif
Yang tak kalah penting saat mengelola finansial syariah adalah mencegah terjadinya utang dalam kehidupan sehari-hari. Hindari berbagai bentuk tindakan pemborosan, terutama berutang untuk sesuatu yang bersifat konsumtif.
Pahami juga bahwa utang hanya boleh dilakukan dalam keadaan darurat untuk kebutuhan yang bersifat mendesak, serta perlu diatur secara bijaksana agar tidak mengancam perencanaan keuangan keluarga.
3. Menyiapkan dana darurat untuk kebutuhan mendesak
Selanjutnya, sisihkan sebagian pendapatan untuk dana darurat sebagai bentuk persiapan dari kemungkinan terjadinya musibah atau hal lain yang tidak diinginkan pada masa mendatang.
Dengan adanya alokasi dana darurat, setiap keluarga dapat berjaga-jaga untuk memenuhi kebutuhan tak terduga di saat mendesak, sehingga terhindar dari berbagai bentuk utang yang mungkin saja ditimbulkan.
BACA JUGA 9 Manfaat Menggunakan Produk Bank Syariah
4. Memilih solusi keuangan dengan prinsip syariah
Di tengah kemajuan zaman saat ini, layanan dan produk syariah bukanlah sekadar alternatif, melainkan pilihan yang menginginkan sebuah solusi keuangan syariah. Pastikan untuk memilih produk keuangan berbasis syariah yang mengedepankan prinsip utama, seperti transparansi dan keadilan dalam setiap transaksi, sehingga tak perlu lagi merasa khawatir terhadap pengelolaan keuangan.
5. Memanfaatkan layanan Shariah Wealth Management (SWM)
Salah satu produk layanan syariah yang bisa jadi pilihan adalah Maybank Shariah Wealth Management (SWM). Produk layanan ini dirancang khusus dengan mengusung lima pilar utama, mulai dari pengumpulan kekayaan, pertumbuhan aset, perlindungan risiko, pembersihan harta dengan berbagi kepada sesama, dan persiapan wasiat kepada ahli waris.
Editor: Ranto Rajagukguk