Kerjasama Demi Kemajuan Industri Penerbangan Indonesia

marketeers article

Perkembangan dunia penerbangan Indonesia melesat pesat sejak awal tahun 2000-an berkat masuknya berbagai maskapai baru berkembangnya berbagai infrastruktur pendukung di industri penerbangan. Moda transportasi udara semakin dikenal dan jamak digunakan masyarakat untuk menjangkau seluruh kota-kota di Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke. Meski begitu, selama 15 tahun berjalan, penerbangan Indonesia masih harus menghadapi berbagai tantangan. Beragam upaya telah dilakukan pihak operator maupun pemerintah selaku regulator untuk meningkatkan kenyamanan dan keselamatan penerbangan demi meningkatkan kepercayaan publik.

Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso mengatakan, saat ini penerbangan Indonesia bukan lagi sekadar menuju kelas dunia, tetapi telah mencapai kelas dunia. “Penerbangan Indonesia saat ini otoritasnya ada di tangan Kemenhub dan Ditjen Perhubungan Udara dengan bekerja sama bersama operator yang berhubungan, seperti bandara, maskapai, aviation dan navigation,” ujarnya dalam MarkPlus Center for Public Services di Jakarta, pertengahan November 2017.

Salah satu upaya untuk menjangkau pelosok Nusantara adalah dengan mengembangkan Peswat N219 yang diklaim mampu terbang hingga dengan lebih stabil di daerah yang sulit untuk dijangkau, Papua salah satunya.

Beragam prestasi pun diraih bandara Indonesia seperti Bandara Soekarno-Hatta yang menjadi Bandara yang paling berbenah di dunia, Bandara I Gusti Ngurah Rai yang jadi Bandara Bintang 3 Terbaik, dan Bandara Kualanamu sebagai Bandara Bintang 4 Kedua Terbaik di kawasan Asia Tenggara.

“Sudah saatnya bandara-bandara kita punya positioning terdiferensiasi, yang membedakan mana bandara untuk backpacker, mana bandara untuk tujuan bisnis. Benchmark-nya di London, yang punya lima bandara dengan positioning berbeda-beda,” Muhammad Awaluddin, Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero).

Dari sisi navigasi penerbangan, Ditjen Perhubungan Darat menunjuk AirNav Indonesia sebagai pengelola yang telah berhasil men-cover 100% Pelayanan Navigasi Nasional dalam upaya peningkatan penyelenggaraan penerbangan yang Safety, Security, Service dan Compliance.

“Di masa lalu, kita terpuruk tidak boleh terbang ke Eropa dan Amerika Serikat (AS). Sekarang pihak AS sendiri yang datang menanyakan kapan kita terbang ke sana,” ujar Kapten Triyanto Moeharsono, Direktur Operasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Agus mengatakan, semua pencapaian ini adalah berkat kerja keras, kerja cerdas dan kerja bersama yang baik dari semua pihak. Pihaknya juga akan terus meningkatkan lagi kerja sama pada tahun-tahun ke depan. Semua itu demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia.

    Related