Satu persatu, tech startup hadir untuk menjawab kegelisahan dan permasalahan yang terjadi di masyarakat. Salah satunya Eragano, tech startup yang berharap bisa memberikan solusi kepada pertanian.
“Kami hadir untuk mengeluarkan petani dari kemiskinan, membantu keluarga mereka, mengurangi effort mereka dalam berusaha,” kata Stephanie Jesselyn, CEO Eragano.
Melalui aplikasi Android, Eragano memberikan berbagai layanan, mulai dari pinjaman, tips dalam bertani, hingga akses ke market. Bahkan, segala informasi disajikan secara real time sehingga petani bisa mendapatkan manfaat dan mengetahui apa yang terjadi di pasar.
Salah satu hal yang menarik, Eragano memberikan akses pasar ke berbagai perusahaan di Indonesia, seperti PT Charoen Pokhphand Tbk dan PT Unilever Indonesia Tbk. “Kami memotong rantai pasar, di mana di Indonesia saat ini banyak tengkulak sehingga membuat harga jual para petani rendah. Eragano membantu mereka langsung ke user,” kata Stephanie.
Sedangkan untuk pinjaman, Eragano berkolaborasi dengan perbankan tanah air, seperti PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk. Di sini, Eragano menghadirkan skema pinjaman dengan durasi 3 bulan hingga 6 bulan bagi para petani. Adapun bunganya berkisar 1%-3% per bulan. “Bunga ini jauh lebih kecil jika petani meminjam dari rentenir atau lintah darah. Dan, hingga kini, rasio kredit macet dari layanan ini adalah 0%,” kata Stephanie.
Diferensiasi dari Eragano adalah layanan yang bersifat end to end. Stephanie mengklaim hingga kini sudah ada 19.000 petani di Indonesia yang menggunakan layanan dari Eragano ini. “Sudah ada 1.200 petani yang memanfaatkan pinjaman dari kami,” katanya.