Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker paling mematikan di Indonesia. Oleh sebab itu, penting bagi seseorang untuk melakukan upaya pencegahan sejak dini.
Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang memiliki kontribusi tertinggi terhadap prevalensi kanker pada perempuan di Indonesia. Untuk itu, KemenPPPA mendorong masyarakat agar dapat lebih meningkatkan kesadaran terhadap resiko kanker payudara.
Data Global Burden of Cancer Study (Globocan) WHO Tahun 2020 menunjukkan total penderita kanker di Indonesia sebanyak 0,14% dari jumlah penduduk Indonesia, dengan jumlah penderita wanita lebih banyak dibanding penderita laki–laki, dan prevalensi kasus paling banyak dalam lima tahun terakhir adalah kanker payudara, yaitu sebanyak 201.143 kasus.
Data tersebut juga menunjukkan jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia, dan menyumbang 22.000 jiwa kasus kematiannya.
BACA JUGA 7 Brand Map Boga Adiperkasa Dukung Gerakan Peduli Kanker Payudara
Dalam acara Sosialisasi Pencegahan Dini Kanker Payudara Bluebird dan Love Pink pada Senin (20/3/2023), Tri Oetami selaku Wakil Ketua Yayasan Daya Dara Indonesia (Love Pink) menyampaikan tentang upaya pencegahan yang bisa dilakukan sejak dini.
1. Cek Kesehatan Secara Rutin
Hal pertama yang perlu dilakukan dalam mencegah terjadinya kanker payudara adalah melakukan pengecekan kesehatan secara rutin. Dalam hal ini, bisa dilakukan berupa pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS).
“Lakukan cek kesehatan secara rutin, meliputi metode pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS). Metode SADARI penting dilakukan satu bulan sekali di satu tanggal yang sama,” ujar Tri Oetami.
Sementara itu, untuk SADANIS, Tri menambahkan pemeriksaan dapat dilakukan oleh tenaga medis dengan melakukan USG payudara dan mammografi. Pemeriksaan ini penting untuk mendeteksi dini adanya kanker payudara agar proses pengobatan dan penyembuhan dapat dilakukan sesegera mungkin.
BACA JUGA Edukasi Cara Cegah Kanker dengan Gaya Hidup Sehat
2. Enyahkan Asap Rokok
Seperti diketahui, kebiasaan merokok dapat berisiko buruk bagi kesehatan, termasuk menyebabkan penyakit kanker payudara. Oleh sebab itu, Tri menyarankan untuk mengurangi kebiasaan merokok.
“Enyahkan asap rokok, sebisa mungkin untuk mengurangi atau kalau bisa sebaiknya berhenti merokok guna meminimalisir risiko kanker payudara dan penyakit berbahaya lainnya,” kata Tri Oetami dalam acara yang berlangsung di kawasan Jakarta Selatan.
3. Rajin Aktivitas Fisik
Rutinitas yang padat sering kali membuat kebanyakan orang lupa untuk melakukan aktivitas fisik atau berolahraga. Padahal, sepadat apa pun kegiatan yang dimiliki, olahraga tetap menjadi hal penting untuk dilakukan guna menjaga kesehatan tubuh.
“Sempatkan waktu untuk melakukan olahraga secara rutin agar kondisi tubuh tetap bugar,” tutur Tri.
4. Diet Seimbang
Cara pencegahan kanker payudara selanjutnya adalah melakukan diet seimbang. Konsumsi makanan dengan kandungan nutrisi yang seimbang meliputi sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan.
“Lakukan diet seimbang yakni mengonsumsi makanan yang bervariasi dengan kandungan nutrisi yang beragam, sehingga kebutuhan asupan nutrisi tubuh dapat terpenuhi,” ujar Tri.
BACA JUGA Gelang Harapan, Gerakan Sosial Peduli Kanker
5. Istirahat Cukup
Istirahat yang cukup memang tidak dapat mencegah kanker payudara secara langsung, tetapi ia dapat meningkatkan kebugaran tubuh yang secara tidak langsung dapat menghindari berbagai risiko penyakit.
“Lakukan istirahat yang cukup, bukan hanya lama waktu istirahatnya tapi pastikan juga untuk melakukan istirahat yang berkualitas,” tutur Tri.
6. Kelola Stres
Cara pencegahan kanker payudara selanjutnya adalah mengelola stres dengan baik. Tak bisa dimungkiri, kondisi kesehatan mental juga dapat memengaruhi kondisi fisik.
Oleh karena itu, sebaiknya mengurangi stres dengan cara-cara yang sehat, seperti olahraga, meditasi, atau hal lainnya. Dengan mengurangi stres, kualitas hidup dapat meningkat dan mencegah kondisi kesehatan memburuk.
Editor: Ranto Rajagukguk