6 Kebiasaan Hemat yang Justru Bisa Memperburuk Kondisi Finansial

Hidup hemat memang penting untuk mengelola finansial dengan lebih baik. Tetapi, jika terlalu fokus pada penghematan kecil tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang, Anda malah akan mengalami kerugian.
“Rasa puas karena berpikir telah menghemat beberapa rupiah mungkin membuat Anda merasa lebih dekat dengan tujuan keuangan. Namun, jika dihitung lebih jauh, penghematan kecil ini bisa saja tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan,” jelas Allison Sanka, penasihat keuangan dan pendiri Journey Financial Wellness, dikutip dari GOBankingRates, Kamis (20/2/2025).
Beberapa kebiasaan yang terlihat menguntungkan dalam jangka pendek bisa berujung pada pemborosan waktu, tenaga, bahkan biaya yang lebih besar. Berikut sejumlah kebiasaan hemat yang justru berpotensi memperburuk kondisi finansial Anda:
BACA JUGA: Terapkan 7 Kebiasaan Ini untuk Raih Kebebasan Finansial di Usia 30-an
Berburu Diskon dengan Pergi ke Banyak Toko
Mencari harga termurah dengan mendatangi berbagai toko mungkin terlihat seperti strategi yang cerdas. Namun, jika Anda harus menghabiskan waktu dan bahan bakar untuk berkeliling hanya demi selisih harga yang tipis, penghematan justru bisa jadi tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.
Alternatifnya, buatlah daftar belanja yang efisien dan prioritaskan toko yang menawarkan harga terbaik untuk sebagian besar barang yang Anda butuhkan.
Menahan Diri Sepenuhnya dari Self-reward
Mengurangi pengeluaran untuk hal-hal yang bersifat hiburan atau kepuasan pribadi memang baik, tapi jika terlalu ketat, justru bisa memicu kelelahan mental dan stres. Misalnya, menolak membeli kopi favorit Anda selamanya tidak akan membuat Anda kaya.
Alih-alih menghentikan keinginan ini sepenuhnya, cobalah mengatur pengeluaran dengan bijak. Seperti, menjadikannya sebagai hadiah mingguan agar tetap bisa menikmati hidup tanpa merasa bersalah.
Membeli Barang Hanya karena Diskon
Sering tergoda membeli barang hanya karena ada diskon besar bisa menjadi kebiasaan hemat yang merugikan. Jika Anda membeli sesuatu hanya karena ada potongan harga atau memiliki kupon, tetapi sebenarnya tidak membutuhkannya, itu tetap pengeluaran yang sia-sia.
Ingatlah bahwa uang yang dihemat adalah uang yang tidak dikeluarkan, bukan uang yang dibelanjakan untuk sesuatu yang tidak perlu.
BACA JUGA: Kurangi 8 Pengeluaran Ini agar Bisa Menabung Lebih Banyak
Membeli dalam Jumlah Besar Tanpa Perhitungan
Membeli barang dalam jumlah besar di toko grosir memang menggiurkan karena terlihat lebih hemat. Namun, jika barang tersebut tak benar-benar diperlukan atau sulit dihabiskan sebelum kedaluwarsa, pembelian ini justru menjadi pemborosan.
Sebagai contoh, membeli berkilo-kilo wortel dengan harga yang lebih murah mungkin terlihat menguntungkan. Namun, jika tak bisa dikonsumsi sebelum membusuk, uang yang dikeluarkan menjadi sia-sia.
Mengganti Oli Mobil Sendiri Tanpa Pertimbangan
Mengganti oli mobil sendiri memang terdengar seperti cara untuk menghemat uang. Namun, jika tidak dilakukan dengan benar, bisa menyebabkan masalah baru.
Prosesnya memakan waktu, ada risiko mengotori pakaian atau lingkungan sekitar, dan Anda harus membuang oli bekas dengan cara yang benar. Jika terjadi kesalahan, perbaikan yang diperlukan bisa lebih mahal dibandingkan biaya servis di bengkel.
Melakukan Perbaikan Rumah Tanpa Keahlian
Banyak orang mencoba menghemat biaya dengan mengerjakan proyek perbaikan rumah sendiri. Sayangnya, jika tidak memiliki keterampilan yang cukup, kesalahan yang terjadi bisa menyebabkan kerusakan lebih parah dan membutuhkan biaya lebih besar untuk memperbaikinya.
Menyewa tenaga profesional memang lebih mahal di awal, tetapi sering kali lebih hemat dalam jangka panjang karena hasilnya lebih rapi, tahan lama, dan mengurangi risiko kesalahan yang harus diperbaiki kemudian.
Editor: Tri Kurnia Yunianto