Email marketing menjadi salah satu strategi pemasaran yang efektif bagi merek atau perusahaan Anda dalam membangun interaksi dengan audiens. Tak jarang, strategi ini bisa menghasilkan konversi dan meningkatkan penjualan.
Namun, meski Anda menjalankan strategi email marketing, bukan berarti kampanye itu bisa efektif. Untuk mengetahui apakah kampanye berhasil, Anda perlu menerapkan matriks tertentu atau menyiapkan key performance index (KPI) sehingga bisa dievaluasi secara terukur dan sesuai sasaran tujuan bisnis Anda.
Dikutip dari Business News Daily, ada tujuh matriks email marketing dan KPI yang bisa diukur bagi merek atau perusahaan Anda:
1. Open Rate
Memantau open rate adalah hal pertama yang perlu dilakukan. Open rate adalah KPI paling dasar yang harus Anda periksa karena dari sana bisa terlihat persentase pelanggan yang benar-benar membuka email Anda.
BACA JUGA: Experiential Marketing Jadi Amunisi AEON Deltamas Tarik Minat Pengunjung
Open rate yang rendah dapat mengindikasikan adanya masalah di judul subjek email Anda. Jika merek atau perusahaan Anda tidak membuat penerima membuka email, kampanye Anda tidak mungkin berhasil.
Anda bisa bereksperimen dengan menyiapkan beberapa judul subjek email yang berbeda untuk satu kampanye. Ini untuk mengetahui judul subjek mana yang bisa menggugah audiens Anda.
2. Bounce Rate
Matriks atau KPI penting lainnya yang dapat dimonitor adalah bounce rate. Saat merek atau perusahaan Anda memiliki daftar email dalam jumlah besar, namun sebagian besar email tersebut tidak sampai ke pelanggan, tentu akan membuat Anda frustrasi.
BACA JUGA: 18 Prinsip Penting dari Buku Marketing in Venus
Bounce rate yang tinggi dapat membantu mengidentifikasi merek atau perusahaan Anda memiliki banyak alamat email palsu di sistem. Banyaknya alamat email palsu akan sangat memengaruhi bounce rate Anda dan jika tinggi dapat berdampak negatif terhadap reputasi perusahaan atau merek Anda.
Akun email Anda bahkan berpotensi ditangguhkan jika bounce rate-nya terlalu tinggi. Oleh karena itu, merek atau perusahaan bisa menerapkan opt-in ganda untuk mengurangi jumlah pelanggan palsu.
Dengan opt-in ganda, setelah pelanggan mendaftar ke email Anda, mereka akan menerima email untuk mengonfirmasi langganan mereka. Jika mereka tidak menyelesaikan langkah terakhir, orang tersebut tidak akan ditambahkan ke daftar email Anda.
BACA JUGA: Strategi Collaborative Marketing Chitato Lite X Indomie Hadirkan Varian Baru Rasa Ayam Bawang
3. Click-through Rate
Dengan memonitor click-through rate, Anda bisa mengetahui seberapa banyak orang mengklik tautan email Anda. Matriks ini dapat memberi Anda gambaran tentang jumlah orang yang membaca pesan Anda secara menyeluruh.
Penting untuk diperhatikan bahwa click-through rate tidak bisa disamakan dengan open rate sehingga persentasenya akan jauh lebih kecil. Selain itu, meski seseorang membuka email Anda, bukan berarti mereka akan mengklik salah satu tautan.
Untuk meningkatkan click-through rate, pastikan Anda mengirimkan konten yang dipersonalisasi dan relevan kepada audiens Anda.
4. Unsubscribe Rate
Sangat penting untuk mengetahui seberapa banyak orang yang berhenti berlangganan dari daftar sistem Anda. Unsubscribe rate akan menjadi landasan bagi merek Anda untuk mengetahui jumlah orang yang tidak tertarik untuk menerima email Anda.
Meski begitu, ini tidak selalu menjadi negatif bagi bisnis Anda. Pasalnya, tidak semua orang cocok dengan produk atau layanan Anda sehingga orang yang berlangganan adalah pelanggan yang tepat dan sesuai bagi bisnis Anda.
Di sisi lain, memudahkan orang untuk berhenti berlangganan akan membantu Anda membangun kepercayaan dengan audiens Anda.
5. Conversion Rate
Conversion rate memungkinkan merek atau perusahaan Anda untuk mengetahui jumlah orang yang mengklik tautan di email dan kemudian melakukan tindakan tertentu, seperti pembelian atau pendaftaran. Namun, saat orang mengklik sebuah tautan tidak berarti mereka akan melakukan pembelian.
Ketika Anda memonitor conversion rate, Anda akan melihat secara langsung apakah bujet yang dikeluarkan untuk strategi pemasaran ini membuahkan hasil. Jika tidak ada yang mengklik tautan Anda dan membeli produk atau layanan Anda, conversion rate akan terlihat di dalam sistem.
Cara mudah untuk mengukur conversion rate, yaitu membagi jumlah email yang Anda kirimkan dengan total pembelian yang dihasilkan. Jika Anda memiliki 100 pembelian setelah mengirim 2.000 email, maka conversion rate Anda adalah 5%.
6. Device Statistics
Memonitor device statistics membantu Anda melihat bagaimana pelanggan mengakses dan membaca email Anda. Hal ini menjadi penting karena device yang berbeda akan menampilkan informasi dengan berbagai variasi.
Misalnya, email Anda akan berbeda saat dilihat di ponsel dibandingkan membukanya lewat laptop. Saat ini, makin banyak konsumen yang memeriksa email mereka dari ponsel ketimbang laptop atau personal computer (PC). Hal ini terjadi karena demografi pelanggan Anda sebagian besar terdiri atas orang-orang yang lebih muda.
Oleh karena itu, penting untuk memastikan email Anda dioptimalkan untuk ponsel. Sebaiknya gunakan paragraf pendek dan sertakan lebih banyak spasi kosong dalam email Anda.
7. Spam Reporting
Akan menjadi masalah jika sebagian besar email Anda berakhir di folder spam pelanggan. Sayangnya, pesan yang masuk ke spam sering kali dilaporkan, yang dapat merusak tingkat keterkiriman dalam jangka panjang.
Jika terlalu banyak email yang masuk ke spam, akun Anda bisa diblokir dan Anda tidak akan bisa mengirim email apa pun. Sama halnya dengan bounce rate, reputasi Anda juga bisa terpengaruh jika email Anda sering dilaporkan sebagai spam.
Saat merek atau perusahaan Anda terus menerima skor spam yang tinggi, ini menandakan orang tidak memercayai apa yang Anda kirimkan. Meskipun terlihat sulit, ini adalah saat yang tepat untuk mengevaluasi kembali kampanye email marketing Anda.
Editor: Ranto Rajagukguk