Tujuh Hal Ini Bisa Dieksplor di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

marketeers article

Kamu seorang pecinta alam yang gemar tantangan, petualangan, pendakian, menjajaki hutan? Taman Nasional Bromo Tengger Semeru adalah salah satu yang wajib kamu jelajahi minimal sekali dalam hidupmu. Taman Nasional seluas 800 kilometer persegi ini berada di provinsi Jawa Timur, dan tengah naik pamornya pasca penayangan salah satu film yang menginspirasi perjalanan pendakian 5 CM.

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru berdiri di wilayah empat kabupaten di Jawa Timur, yaitu Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Probolinggo. Kawasan taman nasional ini menjadi kawasan gunung berapi terbesar di Jawa Timur.

Buat kamu yang ingin tantangan penuh, kamu bisa mencoba menuju taman nasional ini menggunakan bus, dengan bus kramat djati misalnya. Dan, berikut panduan buat kamu menuju pengalaman yang tidak terlupakan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang marketeers rangkum dari berbagai sumber:

1. Bromo

Gunung Bromo merupakan salah satu gunung berapi aktif yang ada di Indonesia, tepatnya di Jawa Timur. Sebagai gunung berapi yang masih aktif, Bromo kerap menjadi destinasi buruan para wisatawan yang berada di Jawa Timur dan hampir tidak pernah sepi setiap harinya. Ketinggian Gunung Bromo 2.392 mdpl dan memiliki konstruksi tubuh yang bersinggungan di antara lembah dan ngarai lalu dikelilingi kaldera atau lautan pasir luas kurang lebih sekitar 5.300 hektare.

2. Bukit Teletubbies

Untuk menuju lokasi ini, sebaiknya kamu menyewa jeep hartop bromo yang telah menjadi 1 paket kunjungan dengan objek wisata di bromo lainnya. Untuk mengunjungi lokasi Bukit Teletubbies, waktu terbaik adalah ketika memasuki musim semi atau pertengahan musim hujan antara Januari–April karena pemandangan hijau padang rumput savana dan bukit teletubbies terlihat sempurna.

3. Danau Ranu Pani dan Danau Ranu Regolo

Ranu Pani merupakan objek wisata berupa danau di Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Ranu Pani adalah bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Semula luas Ranu Pani berkisar satu hektare lebih, namun kini diperkirakan tinggal 0,75 hektare akibat laju sedimentasi yang cepat di desa terakhir ini terdapat pos perijinan untuk pendakian Semeru.

Bagi kamu yang ingin kemping dan menikmati sunyinya alam, danau Ranu Regulo merupakan pilihan bagus. Alasannya, tidak melelahkan dan bisa dicapai dengan berjalan kaki sekitar 15-20 menit dari Ranu Pani.

4. Desa Ngadas

Ngadas merupakan sebuah desa di wilayah Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Desa Ngadas adlaah salah satu dari 36 desa Suku Tengger yang tersebar dalam empat kabupaten/kota. Terletak di tengah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Ngadas merupakan kantung (enclave) dari kawasan Taman Nasional ini dan berada di ketinggian mencapai 2.200 mdpl dengan luas area sekitar 395 hektar dengan topografi berbukit.

5. Pasir Berbisik

Pasir Berbisik Bromo merupakan salah satu yang menjadi keunikan dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, yaitu spot yang berupa padang pasir yang berada di ketinggian lebih dari 2.000 mdpl. Pasir Berbisik Bromo sendiri sebenarnya adalah kaldera raksasa, dan bagian dari kawasan pegunungan tengger yang diameternya sekitar 8-10 Km. Ketika kamu berada di lautan pasir Bromo, sebenarnya kamu sedang berada di area pegunungan Tengger yang beberapa gunungnya masih sangat aktif, dan salah satunya adalah Bromo.

6. Puncak B29

Puncak B29 Lumajang Desa Argosari Senduro merupakan salah satu tempat wisata di kawasan Wisata Gunung Bromo yang layak kamu singgahi. Karena lokasi Puncak B29 Lumajang masih terdapat dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Bukit 29 memiliki ketinggian 3.676 mdpl yang merupakan puncak tertinggi di kawasan pegunungan lereng Bromo Tengger.

7. Ranu Kumbolo

Ranu Kumbolo merupakan sebuah danau air tawar yang berada dalam naungan pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur yang terletak di Pegunungan Tengger, di kaki Gunung Semeru. Danau ini mempunyai luas area sekitar 15 hektare.

Editor: Sigit Kurniawan

Related