7 Tanda Pasangan Avoidant Attachment, Bikin Terasa seperti Orang Lain
Avoidant attachment belakangan ini ramai diperbincangkan di media sosial, khususnya TikTok. Tak sedikit warganet yang membagikan pengalamannya saat menjalin hubungan dengan orang yang menganut gaya ini.
Menjalani hubungan dengan orang yang memiliki gaya avoidant attachment atau menghindar bisa terasa menantang. Pasalnya, mereka cenderung menjaga jarak, terkesan tidak sepenuhnya terlibat, dan lebih menghargai kemandirian daripada kedekatan emosional.
Apakah pasangan Anda, atau bahkan Anda sendiri, termasuk orang yang menerapkan gaya ini? Cek tujuh tandanya di bawah ini yang dilansir dari laman Psychology Today:
BACA JUGA: Mengungkap Misteri di Balik Perebutan Warisan dalam Serial Territory
Sulit Terbuka dan Sepenuhnya Terlibat
Pasangan dengan gaya avoidant attachment sering kali merasa ragu untuk menerima hubungan sepenuhnya. Mereka cenderung menghindar ketika ditanya tentang masa depan hubungan, dan mungkin merasa canggung jika Anda menyebutnya sebagai “pacar” atau “kekasih.”
Bahkan, mereka jarang mengungkapkan perasaan dengan kata-kata seperti “aku mencintaimu.” Sikap yang setengah-setengah ini, lambat laun, bisa membuat Anda merasa kurang diinginkan dalam hubungan.
Menjaga Jarak Emosional
Seseorang dengan avoidant attachment cenderung sulit untuk merasakan dan mengekspresikan emosi. Mereka sering menganggap emosi sebagai sesuatu yang tidak produktif atau membuang waktu, dan memiliki sikap “tidak perlu menunjukkan kelemahan.”
Mereka juga kerap menghindari konflik dan lebih memilih diam ketimbang membahas masalah hubungan. Akibatnya, tanpa mereka sadari, pasangan bisa saja merasa tidak terhubung secara emosional.
Meremehkan Pentingnya Hubungan
Pasangan avoidant juga sering meremehkan arti hubungan dengan menempatkan prioritas lain, seperti pekerjaan atau hobi, di atas hubungan. Tanda ini pun ditunjukkan dengan keengganan mereka untuk memasang foto bersama di rumah atau di media sosial.
Bahkan, orang dengan avoidant attachment terkadang lebih mengagungkan kenangan dengan mantan. Sikap ini, pada akhirnya, akan membuat pasangan merasa kurang dihargai dan tidak dianggap penting.
BACA JUGA: Aksi Kocak Karakter Red One Selamatkan Santa Claus dari Penculikan
Sulit Berkomitmen
Pasangan dengan gaya avoidant attachment cenderung takut merasa terjebak dalam komitmen. Mereka mungkin punya sejarah hubungan yang berakhir tanpa kepastian, namun hal ini bisa membuat pasangan yang sekarang merasa tidak diinginkan.
Menjaga Jarak Fisik dan Waktu Pribadi
Sikap menjaga jarak ini sering terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Pasangan avoidant akan sangat menjaga jadwal dan waktu pribadi, cenderung mengkritik pasangan, atau bahkan merasa kewalahan jika Anda mengajak untuk menghabiskan lebih banyak waktu bersama.
Mereka mungkin juga membatasi ekspresi kasih sayang dan membatalkan rencana jika merasa hubungan terlalu dekat. Akibatnya, Anda bisa merasa kurang perhatian.
Mengirim ‘Sinyal’ Ambigu
Seseorang dengan gaya attachment avoidant cenderung tidak terlalu mengenali perasaannya sendiri. Dengan begitu, sering kali berkomunikasi dengan cara yang tidak langsung atau memberikan jawaban samar.
Saat Anda meminta lebih banyak kedekatan atau kejelasan dalam hubungan, mereka mungkin merespons dengan jawaban yang tidak memuaskan, mengubah topik, atau tidak menjawab. Ini membuat pasangan merasa bingung dan tidak diinginkan.
Terlihat Jauh dan Tidak Terlibat
Pasangan avoidant menganggap upaya Anda untuk lebih dekat sebagai tanda ketergantungan. Mereka mungkin mengabaikan permintaan Anda untuk kepastian, menganggap Anda “terlalu lengket,” atau malah sibuk dengan pekerjaan dan kegiatan pribadi.
Jika Anda merasa familier dengan tanda-tanda di atas, mungkin pasangan Anda memiliki gaya attachment avoidant. Memahami ini bisa membantu Anda mengenali apa yang dibutuhkan untuk memperkuat hubungan atau mempertimbangkan cara lain untuk menemukan kebahagiaan.
Editor: Ranto Rajagukguk