Kolaborasi pada saat ini sudah tidak bisa terelakkan lagi. Itu harus dilakukan dalam rangka memperkuat proses dalam meningkatkan Quality, Cost, dan Delivery disingkat dengan QCD.
Kalau Proses mau dikerjakan sendiri tanpa Kolaborasi biasanya malah susah meningkatkan QCD. Alasannya, Kapabilitas dan Kompetensi belum tentu dikuasai.
Karena itu Kolaborasi merupakan jalan tengah di luar Merger dan Acquistion atau M&A.
Walaupun M&A sering dilakukan untuk mendapatkan kapabilitas dan kompetensi baru dengan cepat, tapi sering menimbulkan masalah kultur. Sedang pada Kolaborasi, entitas perusahaan tetap sendiri-sendiri. Tapi, kapabilitas dan kompetensi yang kurang dimiliki bisa diserahkan pada orang lain.
Secara umum, ada tiga tipe Proses yang harus dimaksimalkan QCD-nya. Sebab itu, membutuhkan Kolaborasi. Pertama adalah Routine Delivery Order. Ini berkaitan dengan Value Chain dari hulu ke hilir. Dari Supply Chain yang meliputi supplier sampai ke output dan Demand Chain dari customer sampai ke output tadi.
Untuk membuat sebuah mobil, produsen harus berkolaborasi dengan sebaik-baiknya dengan para supplier. Bahkan, banyak supplier yang dituntut harus bisa melakukan value engineering dalam arti bisa melakukan desain terbatas sesuai dengan permintaan produsen.
Kualitas Produk tidak hanya tergantung pada ketatnya Quality Management dan Quality Assurance di Pabrik, tapi juga oleh para Supplier-nya. Karena itu, Sourcing jadi sangat penting dan harus terjamin kualitas dari komponen-komponen yang akan dipakai.
Tapi, selain itu, Cost juga harus masuk, supaya harga di hilir sana bisa sesuai dengan target. Target-based Pricing akan menentukan target Price yang akan dijual. Hal ini harus diterjemahkan sampai ke harga beli dari supplier.
Sistem Kanban pun diciptakan supaya delivery bisa on-time dan cost pun bisa terkontrol. Itu semua ada di pihak supply Chain. Di Demand-Chain, tentu saja, Produsen harus bekolaborasi dengan distributor dan riteler untuk menjamin kualitas mobil terjamin sampai di pembeli. Begitu juga dengan harga serta keuntungan dari masing-masing tahapan channel.
Besarnya stok juga jadi masalah supaya tidak terlalu banyak, tapi tetap real time ketika diminta pelanggan.
Tipe proses kedua yang memerlukan Kolaborasi adalah Special Customer Request. Permintaan khusus akan aksesoris juga memerlukan peningkatan QCD dari Demand-Chain sampai ke Supply Chain.
Belum lagi, kalau kita bicara tentang Customer Complaint yang harus dilayani secara berkualitas dengan biaya yang optimal dan cepat. Kalau ini tidak terjadi, damage akan menjadi lebih besar. Berbagai after-sales-service juga dilakukan lewat kolaborasi dengan pihak ketiga. Supaya Produsen bisa fokus pada fungsi intinya, yaitu memproduksi mobil.
Tipe ketiga adalah New Product Development. Di sini, produsen mobil juga melibatkan banyak pihak untuk terlibat. Mulai dari desainer eksternal sampai riset pasar biasanya selalu dilakukan oleh pihak ketiga. Apalagi untuk sebuah product launch pasti ada kolaborasi dengan pihak lain yang memang keahliannya di situ.
Di Era New Wave yang bersifat horisontal, inklusif, dan sosial, kolaborasi di ketiga tipe proses ini jadi makin seru. Segala macam sharing ide, sharing informasi, dan sharing konsep bisa dilakukan secara cepat. Sebab itu, Collaboration is the Spirit of Process!
Tanpa manajemen kolaborasi yang baik,maka sebuah Proses tidak akan menghasilkan sebuah QCD yang kompetitif.
Bagaimana pendapat Anda?