Berdasarkan data Global TB Report 2019, ada 11 orang di Indonesia yang meninggal tiap jamnya akibat Tuberkulosis (TBC). Hal ini termasuk membahayakan dilihat dari sifat penyakit TB yang bisa disembuhkan melalui pengobatan dan perawatan yang tepat.
Wiendra Waworuntu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa harus ada rencana solid untuk mengurangi angka penderita TB di Indonesia. Apalagi, pemerintah sendiri memiliki rencana Indonesia bebas TBC pada tahun 2030.
“Rencana ini harus berfokus pada pencegahan penularan TBC. Berbagai cara harus dilakukan mulai dari edukasi, peningkatan kapasitas medis, dan akses terhadap diagnosa dan perawatan,” kata Wiendra.
Kini, edukasi pencegahan penularan TBC menjadi prioritas yang harus dilakukan. Untuk menggaungkan edukasi ini, Kementerian Kesehatan menggandeng PT Johnson & Johnson Indonesia menggelar TOSS TBC Virtual Run. TOSS sendiri merupakan kepanjangan dari Temukan Tuberkulosis Obati TBC Sampai Sembuh.
“Harapannya lari virtual ini bisa menjadi cara kami untuk memperluas sosialisasi publik untuk mencegah dan menanggulang penyakit TBC. Masyarakat harus sadar bahwa TBC bisa disembuhkan dan bisa dihindari. Selain itu, lari merupakan langkah awal untuk hidup sehat,” kata Devy Yheanne, Country Leader of Communication and Public Affairs PT Johnson & Johnson.
TOSS TBC Virtual Run akan digelar pada 17 Agustus sampai 31 Agustus 2020. Lari Virtual ini memiliki jarak tempuh 13,8 km yang diklaim untuk memperingati hari TBC sedunia yang ke-138. Dalam penyelenggaraannya, TOSS TBC Virtual Run terbuka untuk umum bagi masyarakat yang sudah berumur 17 tahun ke atas.
“Larinya juga bisa lebih rutin sehingga tercipta pola olahraga yang bisa diteruskan walaupun virtual run ini sudah selesai. Harapannya, selain sosialisasi pencegahan dan penanganan TBC dan perwujudan Indonesia bebas TBC 2030, TOSS TBC Virtual Run juga bisa menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat,” tutup Devy.