ABB Energy Ungkap Peran Penting Indonesia dalam Transisi Energi

marketeers article
Anders Maltesen, President Energy Industries Asia ABB dalam konferensi pers di Jakarta. Sumber gambar: Marketeers/Tri Kurnia Y.

ABB Energy, perusahaan teknologi di bidang elektrifikasi dan otomasi  mengungkapkan peran penting Indonesia dalam melakukan transisi energi menuju energi baru terbarukan (EBT). Dengan potensi alam yang melimpah, Indonesia bisa menjadi pemimpin dalam menggunakan energi ramah lingkungan.

Anders Maltesen, President Energy Industries Asia ABB menjelaskan Indonesia berpotensi menjadi pusat energi berkelanjutan di kancah global. Dengan kapasitas sumber daya terbarukan yang sangat menjanjikan, termasuk lebih dari 550 GW tenaga surya, 450 GW tenaga angin, 100 GW tenaga air, 10 GW tenaga panas bumi, dan 20 GW biomassa, memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk mewujudkan sektor tenaga listrik bersih.

BACA JUGA: Dorong Transisi Energi, PLN Kembangkan Ekosistem Hidrogen

“Berlokasi strategis di wilayah Asia Pasifik, Indonesia merupakan konsumen energi terbesar di Asia Tenggara dengan kebutuhan energi yang terus meningkat. Indonesia juga menduduki peringkat kedelapan kontributor emisi gas rumah kaca (GHG) global, dan karena itu memegang peranan penting dalam mewujudkan transisi energi yang efektif, baik secara regional maupun global. Konsumsi energi Indonesia diperkirakan naik tiga kali lipat pada tahun 2060 dibandingkan saat ini, didorong pertumbuhan populasi, urbanisasi, dan industrialisasi,” kata Anders dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (25/6/2024).

Menurutnya, kebutuhan untuk memangkas emisi, diikuti kebutuhan untuk memenuhi permintaan energi, membutuhkan pendekatan yang menyeluruh dan multidisiplin. Untuk memastikan transformasi yang sukses, Indonesia terus berupaya mengurangi ketergantungan sektor tenaga listrik pada bahan bakar  fosil, mengadopsi sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, sambil beralih ke sistem energi  bebas karbon.

BACA JUGA: Pertamina Hulu Energi Bukukan Laba US$ 2,77 Miliar pada 2023

Dalam kerangka regulasi, pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan dan insentif fiskal untuk mendorong pertumbuhan hijau, dengan fokus pada mobilitas listrik, pasar karbon, dan energi terbarukan. Selain itu, telah dibentuk Just Energy Transition Partnership (JETP), sebuah kemitraan global yang menyepakati mobilisasi pembiayaan publik dan swasta sebesar US$ $20 miliar untuk mendekarbonisasi sektor energi Indonesia sambil menjaga batas pemanasan global 1,5 °C tetap tercapai.

Di bawah JETP, Indonesia menetapkan target mengurangi emisi karbon menjadi 250 juta metrik ton per tahun untuk sektor tenaga listrik on-grid pada tahun 2030. Upaya ini dilakukan sambil meningkatkan pangsa pembangkit listrik dari energi terbarukan menjadi 44%.

“Jika dilakukan dengan benar, hasil yang menjanjikan dari kebijakan transisi energi tersebut, didukung  oleh kepemimpinan politik dan transformasi budaya yang masif, akan memungkinkan kemajuan ini  terjadi. Transisi energi Indonesia adalah indikator transformasinya menjadi ekonomi maju,” ujarnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS