Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) memperkirakan pertumbuhan industri makan dan minunam (mamin) domestik bisa menembus 6% untuk tahun 2025. Dengan demikian, ada kenaikan 0,5%-1% dari target pertumbuhan industri mamin nasional sepanjang tahun 2024 yang bisa mencapai 5%-5,5%.
“Saya kira pertumbuhan (industri mamin) bisa 6%, mudah-mudahan bisa tercapai,” kata Ketua Umum Gapmmi Adhi S Lukman dalam Industry Outlook 2025 di perhelatan MarkPlus Conference 2025 di Jakarta, Kamis (5/12/2024).
BACA JUGA: Strategi Pos Indonesia Dominasi Industri Logistik lewat Transformasi
Dia mengatakan meski tetap tumbuh, tantangan industri mamin tahun depan tetap tinggi. Hal ini tercermin dari daya beli masyarakat yang menunjukkan tren pelemahan.
Tercatat, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,91% pada kuartal III 2024, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,93%. Di sisi lain, kebijakan pemerintah yang berencana mengerek Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% diprediksi kembali menambah tekanan terhadap daya beli masyarakat.
BACA JUGA: Gaikindo: Industri Otomotif 2025 Masih Diliputi Ketidakpastian
Kenaikan PPN bakal memengaruhi rantai pasok dari hulu hingga hilir sehingga selain berdampak langsung ke masyarakat sebagai konsumen akhir, seluruh sektor industri turut mengalami tekanan. Meski demikian, Adhi menyatakan ada sumber pertumbuhan lain bagi industri mamin untuk bertahan tahun depan.
Kebijakan penyaluran makan bergizi gratis (MBG) dinilai menjadi angin segar bagi industri mamin. Jika benar terealisasi, industri mamin khususnya makanan olahan bisa memperoleh manfaat langsung dari program tersebut.
BACA JUGA: Mengukur Masa Depan Industri Logistik Indonesia Tahun 2025
“Ini memang tidak direct, karena pelakunya ada di daerah-daerah. Tapi kita bisa masuk ke bahan baku intermediate-nya, seperti tepung terigu, kemudian industri lauk pauk, seperti nugget dan lain sebagainya,” ujar dia.
Pemerintah diketahui membentuk Satuan Layanan yang tersebar di berbagai daerah untuk menjalankan penyaluran MBG. Dalam tahap awal, satuan layanan akan membawahi 3.000 anak sekolah, ditambah dengan ibu hamil, ibu menyusui, serta anak balita.
“Inilah kesempatan industri mamin secara langsung bisa memasok kebutuhan makanan bergizi itu. Cuma memang belum didefinisikan lebih lanjut mau seperti apa dan produknya akan seperti apa,” ucapnya.
Editor: Ranto Rajagukguk