Setelah rencana peluncuran satelit Republik Indonesia atau Satria pada tahun 2023, yang juga menggandeng perusahaan transportasi luar angkasa milik Elon Musk, SpaceX sebagai pabrikan untuk satelit peluncur. Kini Telkom mengambil langkah kerja sama dengan SpaceX untuk pemanfaatan teknologi satelit LEO guna meningkatkan konektivitas digital di Indonesia.
SpaceX akan masuk Indonesia dan melakukan kerja sama dengan Telkom melalui anak usahanya, yaitu Starlink. Perusahaan ini bergerak di bidang infrastruktur internet dan menghadirkan layanan internet broadband dari luar angkasa. Pada tiga tahun silam, Telkom juga pernah menggandeng SpaceX dalam peluncuran satelit Telkom-4, yaitu Satelit Merah Putih dan berhasil mengorbit di angkasa dengan kapasitas 60 transponder.
“Telkom berkomitmen mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan konektivitas digital di seluruh wilayah Indonesia. Melihat geografis wilayah Indonesia, maka peran teknologi satelit sangat dibutuhkan untuk dapat mengakselerasi pemerataan konektivitas digital hingga ke pelosok Nusantara,” ujar Pujo Pramono, VP Corporate Communication Telkom seperti yang dikutip dari Antara.
Kerja sama antara Telkom dan SpaceX diharapkan dapat menjadi solusi dari kebutuhan koneksi internet di Indonesia. Akselerasi konektivitas hingga pelosok negeri dengan penyediaan layanan satelit yang andal, berkualitas, dan terjangkau merupakan tujuan yang sedang diupayakan Telkom saat ini.
“Hal ini yang mendasari pembicaraan kerja sama Telkom dengan SpaceX sebagai perusahaan asal Amerika yang telah dikenal luas memiliki kompetensi mumpuni dalam pengembangan teknologi satelit.” tambah Pujo.
Mengenal SpaceX
SpaceX merupakan singkatan dari Space Exploration Technologies Company atau perusahaan teknologi jelajah luar angkasa dari Amerika Serikat. Perusahaan yang salah satu pemiliknya Elon Musk ini berdiri sejak 6 Mei 2002 di Hawthorne, California, Amerika Serikat.
Dikutip dari laman SpaceX, kesuksesan yang diraih oleh perusahaan ini bermula pada tahun 2018, ketika mereka berhasil mengembangkan dan menerbangkan roket berbahan dasar cair untuk kepentingan komersial, yaitu Rocket Falcon 1.
Rencana awal didirikannya SpaceX adalah untuk memberangkatkan umat manusia ke angkasa, tepatnya Planet Mars dan membangun serta mengembangkan populasi di sana. Namun tentu ide ini harus didukung dengan kemapanan ekonomi dari para peminatnya, mengingat biaya untuk menerbangkan roket ke angkasa tidak sedikit. Hingga akhirnya, SpaceX hanya memfokuskan bisnisnya pada roket kecil yang berbiaya lebih terjangkau dan dapat digunakan berkali-kali demi kepentingan komersial, seperti menerbangkan satelit.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz