Ada Perubahan Perilaku Borrower dan Lender P2P Lending Saat Pandemi

marketeers article
Foto: www.123rf.com

Dampak dari pandemi COVID-19 membuat sektor ekonomi riil mengalami gangguan. Meski begitu, banyak pelaku usaha yang tetap berupaya produktif. Salah satu tantangan di masa seperti ini adalah permodalan. Di sisi lain, pemberi pinjaman, terutama perbankan banyak yang mengurangi operasionalnya.

Namun, masa krisis ini mendorong masyarakat untuk lebih cepat beradaptasi. Salah satunya melalui pemanfaatan teknologi digital di sektor finansial. Besarnya dampak kehadiran teknologi digital dalam menghadapi wabah Covid-19 ini dirasakan oleh Komunal.

Sehingga, Komunal, perusahaan fintech peer-to-peer lending yang berbasis di Surabaya, pun mempercepat proses pengajuan pinjaman. Mendorong penggunaan berbagai teknologi digital agar pelaku bisnis dan investor tetap dapat produktif pada saat kondisi perekonomian tertekan oleh ancaman wabah virus Covid-19.

“Semangat dari entrepreneurship adalah value creation dan bagaimana menjadi solusi yang tepat guna untuk customer. Tim Komunal mampu dengan sangat cepat tanggap menjadi solusi di keadaan genting dan berpartisipasi membantu Indonesia menghadapi musibah ini,” ungkapWillson Cuaca, Co-founder dan Managing Partner East Ventures dalam rilisnya.

Hendry Lieviant, CEO Komunal menuturkan salah satu contoh perubahan perilaku itu terlihat ketika sebuah perusahaan kontraktor sipil yang merupakan peminjam (borrower) regular di platform Komunal ingin mendapatkan dana cepat. Sebabnya, kontraktor ini  menerima permintaan mendesak dari rumah sakit pemerintah terbesar di Indonesia Timur untuk membangun ruang isolasi untuk penanganan kasus Covid-19.   

Pekerjaan harus segera dimulai pada Senin, sedangkan permintaan baru datang pada hari Jumat sore. Proyek tidak terduga ini datang di saat peminjam tengah menjalankan beberapa proyek pada waktu yang bersamaan, sehingga mereka kekurangan arus kas untuk membeli bahan bangunan.

Sebagai pengguna regular platform Komunal, kontraktor tersebut segera mengajukan permintaan pinjaman khusus secara digital di platform Komunal. Urgensi dan dampak dari proyek ini mendorong tim Komunal untuk mempercepat proses dan berkoordinasi secara real-time dengan calon peminjam.

“Hasilnya, seluruh proses pengajuan pinjaman selesai dalam 15 menit dan dana pinjaman bisa dicairkan dalam waktu kurang dari 24 jam. Proyek renovasi dapat dimulai tepat waktu pada Senin, 23 Maret 2020. Selain itu, Komunal memutuskan tidak memungut biaya administrasi sebagai dukungan perusahaan untuk upaya pemerintah menekan laju penularan virus Covid-19 di Indonesia,” ungkap Hendry.

Minat Investasi

Tidak saja tuntutan peminjam yang berubah, namun Komunal juga mencatat ada peningkatan penyaluran pinjaman. Kemungkinan ada pergeseran minat pada portofolio investasi dari para investor setelah pasar finansial terpukul di seluruh dunia. Di Indonesia, IHSG telah merosot sekitar 35% sejak awal tahun dan nilai tukar rupiah telah melemah ke kisaran Rp 16.000 per dolar AS.

Sepanjang Maret, nilai penyaluran pinjaman dari para lender melalui platform Komunal meningkat 30% dibandingkan rata-rata bulan sebelumnya. Kenaikan tersebut berpotensi lebih tinggi karena masih ada 8 hari yang tersisa.

Kenaikan nilai penyaluran pinjaman mengindikasikan daya tarik platform peer to peer (P2P) lending sebagai alternatif tujuan investasi. Data Komunal menunjukkan bahwa investor kini lebih terbuka untuk mendanai proyek dengan return yang lebih rendah.

Di sisi lain, teknologi yang tersedia di platform peer-to-peer (P2P) lending seperti Komunal juga mempermudah pengajuan pinjaman di tengah pembatasan sosial yang diterapkan demi menekan penyebaran wabah Covid-19. Proses pengajuan secara online dan pengunaan fitur tanda tangan digital memberikan pelaku bisnis opsi proses pengajuan pembiayaan sambil memastikan kesehatan dan keselamatan pekerja.

    Related