Adapundi, salah satu perusahaan financial technology (fintech) terus melakukan edukasi, khususnya kepada generasi muda terkait pentingnya memahami ekosistem fintech yang berkembang di Indonesia. Hal ini diharapkan bisa meningkatkan kesadaran mereka dalam pemanfaatan fintech secara tepat guna.
Achmad Indrawan, Direktur PT Info Tekno Siaga (Adapundi) mengatakan edukasi itu diwujudkan dengan mengadakan seminar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta beberapa waktu lalu bertajuk “Muda Paham Fintech: Kupas Tuntas Seluk Beluk Teknologi Keuangan Masa Kini!”. Ia menekankan generasi muda adalah masa depan Indonesia.
BACA JUGA: MUF Perkuat Literasi Keuangan tentang SLIK OJK
“Melalui pemahaman yang baik tentang fintech, mereka dapat berkontribusi secara positif dalam pembangunan ekonomi,” ujar Achmad dalam keterangan resmi yang dikutip Marketeers pada Selasa (6/8/2024).
Harapannya, edukasi ini dapat membuat pengetahuan dan pemahaman para generasi muda terkait literasi keuangan dan fintech meningkat. Selain itu, diharapkan mereka juga dapat dapat memahami kontribusi platform peer to peer (P2P) terhadap perekonomian, khususnya bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UKM).
BACA JUGA: Danamon Perkuat Literasi Keuangan untuk Generasi Milenial dan Z
“Penting untuk memahami bagaimana teknologi keuangan dapat digunakan untuk mendukung usaha mikro, kecil dan menengah, serta meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia. Teknologi keuangan dalam bentuk P2P lending juga berguna untuk kehidupan sehari-hari jika digunakan dengan bijak,” tuturnya.
Dia menilai generasi muda memiliki potensi besar untuk memanfaatkan fintech dalam mengelola keuangan mereka. Namun, penting bagi mereka untuk memiliki literasi keuangan yang memadai agar dapat membuat keputusan finansial yang cerdas.
Di era digital, akses terhadap produk dan layanan keuangan makin mudah. Kemudahan ini pun dapat melahirkan risiko, jika tidak disertai dengan pemahaman yang baik.
Sebab, literasi keuangan yang rendah dapat menyebabkan generasi muda terjebak dalam utang, investasi yang berisiko, atau bahkan menjadi korban penipuan finansial.
“Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga keuangan, dan pelaku industri fintech,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk