Adira Insurance menunjukkan optimismenya menghadapi tahun 2021. Hal ini didukung oleh optimisme terhadap akhir pandemi dan perekonomian yang akan kembali bertumbuh pascapandemi. Setidaknya, kondisi ekonomi diprediksi lebih baik dibanding semester satu tahun lalu yang mengalami kontraksi hingga 5,32% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kondisi ini pun berdampak langsung terhadap industri asuransi. Tercatat perusahaan asuransi umum hanya mampu mengumpulkan premi Rp 37 triliun atau lebih rendah 6,1% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
“Dampak dari pandemi ini bukan hanya mengancam kesehatan, namun secara finansial dan psikologis. Dalam masa yang penuh ketidakpastian inilah, peran perusahaan asuransi menjadi sangat penting. Di sini, kami hadir bagi pelanggan serta memberikan dukungan dan perlindungan yang komprehensif,” ujar Hassan Karim, Chief Marketing Officer PT Asuransi Adira Dinamika Tbk (Adira Insurance).
Di tengah kondisi sulit tersebut, Adira Insurance berhasil membukukan premi sama dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 1,94 triliun untuk produk asuransi konvensional. Perusahaan berhasil membukukan premi bruto kuartal III/2020 senilai Rp 1,50 triliun atau naik sebesar 2,3% (yoy) dari kuartal III/2019 senilai Rp 1,47 triliun.
“Kami optimistis pencapaian tahun 2021 akan lebih baik dibandingkan dengan tahun 2020. Kami yakin pelanggan akan memiliki standar yang lebih tinggi tentang produk perlindungan dan bagaimana mereka mendapatkan perlindungan,” pungkas Hassan.
Selain itu, perusahaan akan berfokus untuk memperkuat data pelanggan. Tujuannya untuk memberikan proposisi yang lebih baik. Adira Insurance juga akan menggabungkan data digital dan data analitik untuk mendorong pertumbuhan premi. Apalagi, saat ini Zurich memegang 80% saham Adira Insurance. Melalui komposisi ini, perusahaan bermisi untuk menjadi asuransi umum internasional teratas di Indonesia.