LinkedIn, jejaring sosial profesional mengeluarkan hasil penelitian terbaru yang memontret lanskap tenaga kerja di Asia Pasifik. Hasilnya, mayoritas pekerja atau sebanyak 67% profesional mengaku kesulitan menghadapi perubahan kerja yang bergerak dengan sangat cepat dan 77% telah berusaha mencari bantuan dibandingkan sebelumnya
Adapun penelitian ini mengambil responden sebanyak 6.191 profesional yang bekerja penuh waktu atau paruh waktu di Singapura, India, Australia, dan Indonesia pada 9-11 September 2024.
BACA JUGA: Menilik Keuntungan Menggunakan Artificial Intelligence dalam Meeting
“Laju perubahan ini membuat 57% tenaga profesional merasa khawatir mereka tidak bisa mengikuti perubahan tersebut,” tulis penelitian tersebut yang diterima Marketeers, Senin (11/11/2024).
Dari hasil penelitian, ada tiga tantangan paling signifikan yang dihadapi para pekerja di Asia Pasifik, yang mana adopsi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) ke dalam pekerjaan sehari-hari menjadi challenge utama 34%. Selain itu, upaya untuk membuktikan bahwa mereka dapat bekerja dari kantor (work from home/WFO) dengan sukses 28%, dan berusaha terus mengikuti tuntutan upskilling 27% juga menjadi tantangan tersendiri.
BACA JUGA: Harmoni Artificial Intelligence and The Art of Storytelling
Hasil survei LinkedIn juga mengatakan 56% pekerja di seluruh Asia Pasifik, termasuk Indonesia, percaya bahwa AI akan mengubah pola kerja secara signifikan. Selain itu, 51% profesional mengatakan bahwa kemajuan dalam karier bergantung pada kemampuan mereka dalam menggunakan perangkat AI dengan nyaman.
Hasilnya, makin banyak profesional di Indonesia yang mencari peluang untuk meningkatkan skills mereka dalam menggunakan AI. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya penggunaan kelas LinkedIn Learning yang dirancang untuk membangun kompetensi AI hingga 117% selama setahun terakhir di antara para profesional dan tenaga non-teknis.
Meningkatnya minat mengasah kemampuan menggunakan AI ini sangat penting bagi para profesional muda dan mahasiswa yang tengah mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja. Di sektor pendidikan tinggi, Universitas Indonesia (UI) telah resmi merilis LinkedIn Learning kepada sekitar 18.000 mahasiswa.
Langkah ini menghasilkan lonjakan penggunaan secara signifikan, khususnya untuk konten berbahasa Indonesia di UI yang meraih engagement hingga 300% pada setiap minggunya pada bulan Mei 2024 lalu. Menariknya lagi, hampir 7 dari sepuluh perusahaan di Indonesia atau sekitar 69%, tidak akan mempekerjakan kandidat yang tidak memiliki kemampuan AI, tetapi tenaga kerja Indonesia bisa beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan ini.
Editor: Ranto Rajagukguk