Selama pandemi COVID-19, sektor asuransi dituntut untuk beradaptasi melalui pemanfaatan teknologi. Wahyu Wibowo, Direktur Manajemen Risiko dan Teknologi Informasi PT Jasa Raharja megatakan, adopsi teknologi digital diperlukan untuk meningkatkan peforma perusahaan sektor asuransi.
Jasa Raharja pun melihat adanya peningkatan pendapatan dari aplikasi digital milik perusahaan, yaitu JRku. Melalui aplikasi tersebut, Jasa Raharja melihat adanya peningkatan penerimaan sampai Agustus 2020 yang mencapai Rp 4,30 miliar.
“Jadi ada satu sektor pendapatan kami. Begitu Jasa Raharya masuk ke dunia maya, pendapatan kita melalui online langsung mengalami peningkatan,” pungkas Wahyu, Selasa (08/09/2020).
Selain dari segi penerimaan, Wahyu mengaku selama pandemi Jasa Raharja telah melakukan 1.073 transaksi dari 12.921 kendaraan. Jumlah tersebut berasal dari pembayaran program perlindungan kendaraan umum dan pembayaran jaminan keamanan.
Melalui pemanfaatan teknologi pula, Jasa Raharja dapat mempercepat penyelesaian klaim dengan waktu paling lama satu hari 13 jam. Bahkan, penyelesaian klaim ini bahkan dapat dilakukan di akhir pekan.
“Memang kecelakaan besar kadang terjadi di akhir pekan, hari Sabtu dan Minggu. Tetapi kami maksimalkan layanan kami. Tidak ada alasan hari libur kami menunda penyelesaian klaim asuransi,” kata Wahyu.
Meski demikian, Wahyu mengaku secara agrerat perusahaannya mengalami penurunan dikarenakan adanya nasabah yang mengalami kesulitan pembayaran akibat pandemi COVID-19. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi sektor asuransi agar tetap dapat melayani para nasabah.
“Jika dilihat dari segi pasar, sektor asuransi ini tidak pernah mengalami penurunan. Pasar kami selalu ada. Namun, kami harus lebih kreatif untuk menghadirkan pelayanan yang maksimal bagi nasabah,” tambah Wahyu.
Editor: Ramadhan Triwijanarko