Advotic Raih Pendanaan Seed Funding

marketeers article
Saas Software as a Service words on an application or program tile to illustrate programs you can license for your business

Advotics, sebuah startup yang mengembangkan Software as a Service (SaaS) meraih pendanaan tahap awal (seed funding) senilai Rp 39 miliar (US$2,7 juta) yang dipimpin oleh East Ventures. Dana segar tersebut rencananya akan mereka gunakan untuk mengembangkan lebih banyak teknologi dan solusi untuk pelanggan, serta mempercepat pertumbuhan pengguna.

Menurut Willson Cuaca, Managing Partner dari East Ventures, tren transformasi digital di dalam perusahaan tengah melanda Indonesia dengan gelombang yang besar. Terjadi pergeseran yang cepat dari pasar konsumen (B2C) menjadi model B2B selama beberapa bulan terakhir. Tim Advotics berhasil mengatasi inti masalah dalam pemantauan rantai pasokan (supply chain) di Indonesia.

“Solusi Advotics bisa membantu para perusahaan dalam memantau pergerakan tenaga kerja dan barang-barang mereka. Data point yang dikumpulkan bisa digunakan untuk memahami peta persebaran (heatmap) dari distribusi produk dan mengefisienkan rantai pasokan. Kami percaya ini hanyalah awal dari transformasi rantai pasokan di Indonesia,” kata Wilson.

Platform Advotics adalah penerapan dari teknologi Internet of Things (IoT) dan machine learning pada bisnis produksi dan distribusi, yang merupakan tuas yang dibutuhkan untuk memasuki era Industri 4.0. Solusi Advotics telah teruji dalam membantu klien meningkatkan produktivitas, mengoptimalkan proses bisnis, serta meningkatkan rantai pasokan (supply chain) mereka.

Advotics memperkenalkan platform berbasis cloud mereka untuk mendigitalkan tenaga kerja, jaringan bisnis, serta aset dan produk fisik milik perusahaan. Tujuan utamanya, adalah untuk mengubah data dari aktivitas perdagangan dan pekerjaan offline di lapangan menjadi data berguna yang bisa membantu tim manajemen dalam membuat keputusan bisnis penting seperti penetrasi penjualan, produktivitas, serta strategi penjualan ritel.

Salah satu terobosan yang dilakukan Advotics adalah dengan mendigitalkan produk melalui penggunaan identitas unik, seperti Kode QR yang dicetak pada kemasan produk. Salah satu manfaat kode QR adalah mampu membantu perusahaan melacak keberadaan produk mulai dari distributor pertama hingga ke tangan konsumen, serta melindungi dari adanya pemalsuan produk.

Dalam kurun 24 bulan terakhir, Advotics telah berhasil mengimplementasi hal tersebut pada lebih dari 100 juta unit produk. Advotics juga menyediakan fitur yang sangat diminati oleh pelaku industri, seperti aplikasi produktivitas untuk memantau pekerja di dalam toko dengan sistem pelacakan geografis, sistem pengaturan rute dan pengiriman barang, sistem pemasaran offline-to-online, platform perdagangan Business to Business (B2B), serta dasbor analitik & business intelligence untuk tim manajemen.

“Klien dapat membeli solusi yang sesuai dengan kebutuhan mereka, baik berupa solusi digitalisasi yang menyeluruh atau hanya modul-modul tertentu saja. Dengan berbagai lini produk ini, Advotics dapat memenuhi kebutuhan mulai dari segmen perusahaan besar hingga Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang lebih kecil,” kata Hendi, Co-Founder dan CTO dari Advotics dalam siaran persnya.

Tim manajemen dari Advotics terdiri atas tiga engineer dengan latar belakang yang beragam, namun memiliki pemahaman industri yang mendalam: Boris Sanjaya adalah seorang Industrial Engineer dengan pengalaman konsultasi yang luas saat bekerja di Boston Consulting Group (BCG); Hendi Chandi adalah mantan software developer senior di Amazon, serta merupakan lulusan dari program teknik komputer terkenal di University of Washington Seattle; sedangkan Jeffry Tani merupakan pemegang gelar Ph.D. Teknik Mesin dari MIT.

    Related