Sebagai pelopor dan saksi sejarah perkembangan metode komunikasi di Indonesia, PT Pos Indonesia harus menghadapi kenyataan pahit saat dihadapkan dengan fenomena VUCA (Volatility, uncertainty, complexity and ambiguity ). Sempat perlahan ditinggalkan para pengguna, Pos Indonesia pun secara agresif mencoba bangkit dan merebut kembali kejayaan yang sempat mereka miliki.
Langkah agresif Pos Indonesia dalam upaya merebut kembali masa-masa kejayaan bisnis mereka mulai terlihat. Pada awal tahun 2018, Pos Indonesia meluncurkan sejumlah amunisi baru seperti meluncurkan co-working space bersama EV Hive dan menggandeng BliBli.com untuk mendapatkan segmen pelanggan baru.
“Kami memang agak terlambat dalam memasuki e-commerce atau dunia digital. Selama ini kami terlalu fokus dalam mengurus persoalan surat-menyurat dan berbagai tugas pemerintahan. Padahal setiap tahun selalu ada angka penurunan pengiriman surat maupun dokumen, terutama dari koorporate,” kata Direktur Utama Pos Indonesia Gilarsi W. Setijono di Jakarta, Kamis (01/02/2018).
Pos Indonesia pun sadar untuk bangkit. Bersama perusahaan co-working space EvHive, PT Pos Properti Indonesia berkolaborasi menciptakan sebuah inkubator bisnis baru bagi para pemain startup. Lokasi inkubator bisnis yang berada di bangunan milik Pos Indonesia pusat ini dipilih sebagai salah satu cara mereka untuk berkomunikasi pada target market mereka, terutama generasi muda.
“Pada dasarnya, ini merupakan upaya kami untuk mengkomunikasikan kepada para pegiat bisnis muda akan deretan layanan yang kami miliki. Tentunya, dengan berbagai kemuduhan yang kami tawarkan setelah bertransformasi baik dari segi layanan dan produk yang ditawarkan,” jelas Direktur Utama PT Pos Properti Indonesia Handriana Tjatur Setijowati.
Lebih dari itu, Pos Indonesia baru saja menggandeng BliBli.com denggan menyediakan kiosk Blibli in Store di seluruh kantor pos di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat.
“Melalui cara ini, kami dapat memperkenalkan penggunaan aplikasi belanja online kepada para pelanggan yang belum memhami penggunaan aplikasi belanja online. Dengan cara ini, kami berharap akan terbentuk segmen pelanggan baru sekaligus memulai kembali kejayaan Pos Indonesia,” tutur Gilarsi.
Editor: Sigit Kurniawan