AI Tech Day 2022: AI dan Blockchain adalah Teknologi Pelengkap

marketeers article
Blockchain

Era digital mendorong banyak pertanyaan di dalam benak masyarakat mengenai berbagai teknologi yang kian canggih. Salah satunya terkait kegunaan dari teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Blockchain. Pada acara Tech Day 2022: The Artificial Intelligence (AI) Goes Mainstream yang berlangsung secara virtual, On Lee yang merupakan CEO sekaligus CTO GDP Labs menjawab bahwa AI dan Blockchain adalah teknologi yang bersifat complimentary atau pelengkap. Itu artinya, kedua teknologi ini bukanlah teknologi pengganti.

Menurutnya, AI dan Blockchain bisa digunakan untuk permasalahan yang memang sesuai dengan kegunaan dari kedua teknologi ini. “Use the right tools for the right problems,” tegas On Lee, Selasa, (22/02/2022).

Ia memaparkan bahwa kedua teknologi ini bukan sekadar hype, namun ada alasan di balik kecanggihan. Misalnya, Blockchain memiliki banyak data dan transaksi dengan jumlah miliaran, bahkan bitcoin yang merupakan token digital dalam ekosistemnya memiliki data yang meningkat hingga 350 GB. Data ini dioperasikan dengan memanfaatkan unit AI untuk menganalisis di setiap prosesnya.

Ia melihat masyarakat Indonesia cenderung bingung dengan perbedaan antara otomatisasi digital dan transformasi digital. Padahal, otomatisasi digital pada umumnya merupakan evolusi atau peningkatan sebuah digital. Sementara transformasi digital adalah revolusi. Kenapa disebut transformasi? Karena bukan hanya mengganti teknologi yang biasa dilakukan, namun juga mampu menghasilkan revenue.

“Banyak orang mengira mereka sedang melakukan transformasi digital, namun kerap kali yang mereka lakukan sebenarnya adalah otomatisasi digital. Contohnya bisa dilihat dari Bank BCA yang telah berhasil memperoleh hasil yang lebih dengan mengimplementasikan serangkaian teknologi yang dulu dianggap sebuah ketidakmungkinan,” imbuhnya.

Merespons paparan On Lee, Armand Hartono selaku Deputy President Director of PT Bank Central Asia, Tbk (BCA) mengaku BCA siap mengadopsi teknologi Blockchain. Menurutnya, tugas perbankan adalah memberikan solusi finansial yang harus senantiasa better, cheaper, faster and saver bagi nasabahnya.

Teknologi Blockchain dianggap menjadi teknologi yang terbukti aman jika sudah mengenali teknologi, sistem dan mengerti cryptography serta analisisnya. Ditambah, transaksi akan lebih terjangkau dengan banyaknya volume dan perkembangan teknologinya.

“Logikanya, teknologi ini dibuat dengan begitu banyak komputer yang saling terhubung untuk melakukan pengecekan ulang. Tak heran jika teknologi ini memakan computing power yang besar. Kami sebagai pengguna, jika ada teknologi yang mumpuni dan bisa mendukung untuk mencapai tujuan, apa salahnya mencoba? Lagi pula apabila menunggu Blockchain sampai sempurna, kami akan tertinggal karena perubahan teknologi di dunia sangat cepat. Perusahaan tidak relevan jika memiliki pola pikir tertutup akan perkembangan dunia dan tidak ingin mencoba hal yang baru,” ujar Armand.

Armand melanjutkan, setiap teknologi memiliki titik lemah, yakni pada pengguna. Arah perkembangan teknologi akan menjadi lebih baik dan lebih aman. Oleh sebab itu, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pengguna mampu menyeimbangi teknologi tersebut.

Put the security layers on top. Mulai dari bagaimana pengguna memperhatikan cara login hingga menjaga agar tidak mudah tertipu. Karena kebanyakan orang yang terkena tipu adalah mereka yang memberikan nomor-nomor rahasia yang sifatnya pribadi,” tutupnya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related