Data Globocan 2018 menunjukkan setidaknya terdapat 58.256 kasus kanker payudara yang berhasil didiagnosis pada wanita Indonesia. Data yang sama ketidakpahaman tentang penyakit menyebabkan keterlambatan diagnosa yang mengebabkan tingginya angka penderita dan mengarahkan pada kematian. Sementara itu, Departemen Kesehatan mencatat 70% kasus kanker di Indonesia didiagnosis pada stadium lanjut.
Hal inilah yang mendorong dikembangkannya program Artificial Intelligence (AI) yang dapat dilatih dengan deep learning untuk melihat perubahan paling awal dalam struktur sel yang dapat berkembang menjadi sel kanker. Didorong dengan pengetahuan kedokteran mengenai perkembangan sel kanker yang semula dari sel yang sangat kecil sehingga sulit untuk terdeteksi. Program-program ini nantinya dapat memperingatkan ahli onkologi dan mengarahkan pada protokol perawatan pasien dengan akurasi dan efektivitas yang lebih besar.
Penialaian risiko kanker payudara yang menggunakan teknologi AI-automated terbukti dapat mengurangi biaya hingga 5% dibandingkan dengan tes genomik saat ini berdasarkan data dari NetApp.
“Berdasarkan data NVIDIA, dengan menggunakan AI para ahli onkologi akan dapat mengurangi kesalahan diagnosa dalam mendeteksi kanker payudara hingga 85%. Di NetApp, kami percaya bahwa AI dapat menjadi jawaban untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan, meningkatkan efisiensi, mempercepat proses diagnosa, dan mengurangi biaya,” jelas Ana Sopia, Country Manager NetApp Indonesia kepada Marketeers.
Bagaimana cara AI bekerja dalam mendiagnosa kanker payudara? Ana menjelaskan bahwa teknologi AI diprogram untuk memiliha gambar normal dalam cepat dan melakukan flagging bagi gambar-gambar pengecualian. Hasilnya, ahli radiologi dapat menemukan gambar yang menunjukkan anomali lebih cepat. Hal ini mendorong ahli radiologi untuk fokus mendiagnosa dan memberikan saran pengobatan. “Contohnya, AI memungkinkan hasil MRI untuk mempercepat rekonstruksi gambar hingga 100 kali dengan akurasi 5 kali lebih besar,” lanjutnya.
“Bersama dengan NVIDIA, cloud-connected all-flash storage dari NetApp akan menyederhanakan, mempercepat, dan mengintegrasikan data di pipeline untuk AI dan deep learning untuk membangun solusi kesehatan berbasis AI,” tutup Ana.
Editor: Eko Adiwaluyo