Air China akan meluncurkan layanan penerbangan baru antara Beijing dan Hanoi pada 1 Juni 2018. Rute nonstop ini akan mendukung perjalanan para penumpang dari Beijing menuju ibu kota Vietnam hanya dalam empat jam.
Berdiri lebih sejak 1.000 tahun lalu, Hanoi memiliki sejarah panjang dan kompleks yang tercermin dari ragam arsitektur yang eklektis, meliputi sejumlah bangunan bergaya kolonial Prancis, Katedral Hanoi Bernuansa Neogotik serta berbagai kuil dan pagoda bergaya Tiongkok yang tak terhitung jumlahnya.
Dari segi ekonomi, nilai perdagangan bilateral Tiongkok dan Vietnam pada tahun 2017 menembus US$ 100 miliar untuk pertama kalinya. Tiongkok tetap menjadi mitra dagang yang terbesar ke-13 bagi Vietnam selama 13 tahun berturut-turut.
Menurut Biro Pusat Statistik Vietnam, para wisatawan asal Tiongkok melakukan empat juta kunjungan ke Vietnam pada 2017, naik 48,6% dari tahun sebelumnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Air China telah membuka rute Beijing dan Ho Chi Minh, Hangzhoudan Nha Trang serta Chongqing dan Nha Trang. Tautan terbaru Beijing dan Hanoi ini akan memperkuat hubungan perdagangan, investasi, pariwisata dan kebudayaan Tiongkok dan Vietnam, sembari menawarkan pilihan perjalanan baru bagi para penumpang Tiongkok yang ingin menjelajahi Vietnam.
Sebaliknya, rute Air China yang baru ini akan memudahkan para penumpang dari Vietnam dan Asia Tenggara yang terbang ke Beijing, yang memiliki segudang tujuan internasional.
Beberapa tahun belakangan, Air China telah memperluas jangkauan jaringan rute globalnya, berpusat di Bejiing. Sebagai bagian dari perluasan ini, Air China telah meluncurkan berbagai rute baru ke Asia Tenggara, dengan fokus pada sejumlah tujuan regional yang utama.
Air China telah mengelola berbagai penerbangan ke hampir 20 tujuan di Asia Tenggara, termasuk Singapura, Kuala Lumpur, Manila, Chiang Mai dan Rangoon. Dalam beberapa tahun terakhir, Air China telah membuka sejumlah rute baru, yaitu ke Shanghai, Bangkok, Phuket, dan Jakarta.
Editor: Sigit Kurniawan
