Airscream UK, perusahaan gaya hidup asal Inggris meluncurkan produk ramah lingkungan untuk mengatasi masalah limbah rokok elektrik. Produk yang diberi nama AirPops ONE USE Eco merupakan produk yang mendefinisikan ulang konsep rokok elektrik sekali pakai.
Produk ini tidak hanya lebih aman dan bebas dari bahan berbahaya, tetapi juga merupakan pelopor dalam mendaur ulang perangkat rokok elektrik secara menyeluruh. Melalui desain modul inovatifnya, komponen-komponen perangkat ini dapat dengan mudah diambil, disortir, dan digunakan kembali atau didaur ulang sesuai kebutuhan.
BACA JUGA: Trump: Vape Berbagai Rasa Harus Segera Dilarang
Shen Yeoh, Chief Executive Officer (CEO) dan Co-founder Airscream menuturkan rokok elektrik dikategorikan sebagai limbah bahan beracun dan berbahaya atau B3 karena mengandung logam berat dan berbahaya karena dapat merusak lingkungan. Dengan demikian, hal itu perlu penanganan khusus saat membuangnya.
Shen menyebut secara potensi bisnis industri ini sangat besar, yakni senilai US$ 6,34 miliar dan akan terus naik hingga US$ 18,32 pada tahun 2032. Termasuk pula dari sisi penyerapan tenaga kerjanya sehingga menjadi bisnis yang menjanjikan.
BACA JUGA: Liquid Vape, Anak Bungsu HPTL Simpan Potensi Pendapatan Cukai untuk Negara
“AirPops ONE USE Eco adalah pergeseran dari budaya pemakaian sekali pakai ke arah keberlanjutan tanpa mengorbankan kenyamanan,” ujar Shen melalui keterangannya, Senin (13/11/2023).
Menurutnya, produk ini dilengkapi dengan kapasitas baterai sebesar 550 mAh, resistansi coil 1.5 ohm, kapasitas tank 3 ml, tegangan kerja 3.7 V, dan dimensi perangkat 118 mm x 20.5 mm. AirPops ONE USE Eco saat ini sedang menjalani uji coba di Selandia Baru dan menerima umpan balik positif dari pengguna.
Selandia Baru dipilih sebagai pasar uji coba karena warganya dalam menjaga lanskapnya tetap bersih dari ancaman limbah. Shen bilang Airscream memiliki tujuan agar membangun dunia tanpa ketergantungan terhadap tembakau dan bebas sampah rokok elektrik.
“Dengan komitmen ini kami fokus pada inovasi untuk mengurangi ancaman risiko kesehatan bagi semua orang,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk